I Met The Author of Mencintai Tak Bisa Menunggu
Haru ini bersyukur banget karena pergi ke Gramedia. Emang udah ada rencana sih buat ke sini. Jadi, tadi begitu masuk ke Gramedia, udah kedengeran suara seorang penulis yang bercerita tentang dirinya yang lagi mementoring 4 orang penulis baru. Waktu lagi sibuk nyari crayon, suara itu kok makin kedengeran ya? Kukira itu berasal dari bagian informasi. Makin ke dalem bagian Gramedia, suara itu makin kedengeran. Ternyata suara itu berasal dari seorang penulis muda (ganteng) yang lagi launching buku. Karena tertarik dengan ketampangan sang penulis, aku pun mendekati sumber suara itu. Makin dilihat, makin ganteng tuh penulis. Saking terkesimanya, aku sampe gak beranjak dari situ. Dari jam 2 sampe jam 3.30. Aku terus menyimak apa yang dia sampaikan mengenai buku barunya yang berjudul "Mencintai Tak Bisa Menunggu", cerita-cerita tentang dirinya yang sedang membangun sebuah rumah insprasi, kesibukan mementoring 4 penulis baru, sampe keinginannya untuk mengenalkan kota Purwokerto melalui sebuah buku.
Aku juga tertarik karena aku merasa judul bukunya itu sangat "aku banget". Dia bercerita kalo cinta itu gak bisa menunggu, cinta itu butuh tindakan. Dia juga bercerita kalo "kita itu kayak sebuah karakter, orang lain juga sebuah karakter, dan di antara dua karakter itu ada sebuah spasi yang bernama Tuhan, yang memiliki energi besar. Kita harus berserah diri kepadaNYA, selalu melibatkan DIA di setiap urusan kita. Jadi, jika suatu nanti kita dikecewakan atau disakiti, rasanya gak sakit". Aku jadi merasa tersindir, karena setiap kali memikirkan hubunganku dengannya, aku merasa sedih, sakit, dan pengen nangis. Mungkin karena aku gak pernah melibatkan Tuhan di setiap apa yang aku lakukan. Dan yang lebih menakjubkan lagi (sekaligus bangga menjadi anak smansa) ternyata mas Brili itu alumni SMA N 1 Purwokerto. Wewwww!!!!!!!!!!!
Waktu sesi tanya-jawab, agak-agak pengen nanya sih tapi gak tau mau tanya apa .____. Setelah acara udah selesai, serasa terhipnotis, aku langsung mengambil satu buah buku MTBM dan langsung membawanya ke kasir -_____- Sebenernya yang membuatku pengen beli buku itu karena pertama judul buku itu "aku banget", kedua buku itu diskon 10% :DDDD, ketiga karena bisa ditandatangani langsung sama penulisnya. Setelah membeli buku itu, aku menyodorkannya ke mas Brili buat ditandatangani. Sembari dia sibuk menandatangani, aku nanya dulu dia angkatan berapa, tapi dia malah merespon aku kelas berapa. Akhirnya terjadi sebuah obrolan yang singkat, tapi berkesan. Dia juga bertanya padaku, aku mau nglanjutin ke mana. Aku jawab, "InsyaalLah Akuntansi UGM, mas". Lalu dia lalu menuliskan sesuatu di bukunya. "AKUNTANSI UGM FOR YOUR NEXT STEP YAA". (Aamiin mas :D)
Lalu aku berjalan keluar Gramedia dengan hati yang riang gembira. Dan begitu liat keluar ternyata udah ujan deres, dan aku gak bawa mantel -________-
Aku juga tertarik karena aku merasa judul bukunya itu sangat "aku banget". Dia bercerita kalo cinta itu gak bisa menunggu, cinta itu butuh tindakan. Dia juga bercerita kalo "kita itu kayak sebuah karakter, orang lain juga sebuah karakter, dan di antara dua karakter itu ada sebuah spasi yang bernama Tuhan, yang memiliki energi besar. Kita harus berserah diri kepadaNYA, selalu melibatkan DIA di setiap urusan kita. Jadi, jika suatu nanti kita dikecewakan atau disakiti, rasanya gak sakit". Aku jadi merasa tersindir, karena setiap kali memikirkan hubunganku dengannya, aku merasa sedih, sakit, dan pengen nangis. Mungkin karena aku gak pernah melibatkan Tuhan di setiap apa yang aku lakukan. Dan yang lebih menakjubkan lagi (sekaligus bangga menjadi anak smansa) ternyata mas Brili itu alumni SMA N 1 Purwokerto. Wewwww!!!!!!!!!!!
Waktu sesi tanya-jawab, agak-agak pengen nanya sih tapi gak tau mau tanya apa .____. Setelah acara udah selesai, serasa terhipnotis, aku langsung mengambil satu buah buku MTBM dan langsung membawanya ke kasir -_____- Sebenernya yang membuatku pengen beli buku itu karena pertama judul buku itu "aku banget", kedua buku itu diskon 10% :DDDD, ketiga karena bisa ditandatangani langsung sama penulisnya. Setelah membeli buku itu, aku menyodorkannya ke mas Brili buat ditandatangani. Sembari dia sibuk menandatangani, aku nanya dulu dia angkatan berapa, tapi dia malah merespon aku kelas berapa. Akhirnya terjadi sebuah obrolan yang singkat, tapi berkesan. Dia juga bertanya padaku, aku mau nglanjutin ke mana. Aku jawab, "InsyaalLah Akuntansi UGM, mas". Lalu dia lalu menuliskan sesuatu di bukunya. "AKUNTANSI UGM FOR YOUR NEXT STEP YAA". (Aamiin mas :D)
Lalu aku berjalan keluar Gramedia dengan hati yang riang gembira. Dan begitu liat keluar ternyata udah ujan deres, dan aku gak bawa mantel -________-
No comments: