Ujian Nasional
Alhamdulillah, akhirnya UN telah usai. Salah satu komponen yang menentukan kelulusan kita telah selesai kita laksanakan. Sekarang kita tinggal berdoa dan mempersiapkan mental untuk mengetahui hasilnya nanti.
UN 2013 ini pemerintah sengaja membuat 20 paket soal—yang berarti satu kelas tidak ada yang mengerjakan soal yang sama—dan kode soal pun dibuat dengan barcode. Hal ini dilakukan demi meminimalisir tindak kecurangan di antara kami (para siswa). Huh, ternyata usaha itu sia-sia, siswa lebih pintar dari pemerintah, karena masih saja di antara kami yang membeli kunci jawaban itu.
Saya pikir kalian tidak seperti siswa sekolah lain. Saya pikir kalian benar-benar mengerjakan UN dengan jujur. Saya pikir kalian tidak membeli kunci jawaban itu. Ternyata saya salah, kalian sama saja. Kalian membelinya. Dan dengan polosnya, saya tidak tahu kalau kunci itu telah menyebar ke kalian juga. Dan dengan bodohnya juga, sewaktu saya mengobrol dengan teman SMP saya, dengan ngototnya saya bilang kalau tidak isu-isu mengenai kunci jawaban di sekolah saya apalagi di kelas saya. Ternyata saya salah besar. Saya jadi merasa seperti seorang anak kecil yang sangat polos, dan tidak mengerti apa-apa.
Sungguh miris. Saat kalian yang mempunyai harta lebih rela menggelontorkan uangnya untuk membeli ‘itu’, sementara yang kekurangan mati-matian berjuang untuk naik kasta. Apa kalian tidak malu? Miris saat kalian dengan mudahnya menjawab soal dengan melihat kunci, sementara yang lain harus belajar sampai larut malam, itu pun tidak menjamin kalian dapat mengerjakan soal dengan mudah. Tapi rasanya pasti beda, saat kita mendapat hasil 100 dengan cara yang tidak jujur, dengan nilai 80 yang didapat secara jujur.
Lalu, untuk apa kalian belajar 3 tahun di sekolah, membayar uang sekolah dengan mahal, les sana-sini dengan biaya yang mahal juga, kalau ujung-ujungnya mereka mengerjakan soal UN dengan kunci. Apa kalian pikir dengan cara seperti orang tua kalian akan bangga terhadap hasil yang kalian peroleh? Mungkin justru sebaliknya mereka akan merasa sedih dengan cara yang kalian lakukan.
Mau jadi apa negeri ini, kalau generasi penerusnya seperti kalian. Ya, mungkin akan ada Gayus Gayus yang baru di masa depan. Ckk
No comments: