Kuliah Tentang Cinta
Kemarin, setelah kami melewati UTS Psisos yang begitu menguras pikiran kami karena
pertanyaan-pertanyaannya yang ambigu dan jawaban-jawaban yang kayaknya kok bener semua ya, kami
kembali menjalani proses perkuliahan. Bu Ariana membuka kelas hari ini dengan
kabar duka yang tidak ingin kami dengar. Nilai UTS kami jelek, nilai
tertingginya saja hanya betul 31 nomor dari 50 nomor. Kami tegang, saya sendiri
merasa takut dengan nilai UTS ku. “Kok mukanya pada tegang gini?” Tanya bu
Ariana. “Oke, daripada tegang terus gini, saya mau ngasih tugas, nanti kalian
bikin 4 kelompok. Kelompok 1 dan 2 membahas tentang kenapa sih kita bisa tertarik sama orang lain. “Ini nih topik yang gue
suka,”celetuk seorang temanku. Kelompok 3 dan 4 membahas tentang cinta. Apa itu
cinta? Macam-macam cinta itu apa aja? Tanda-tanda seseorang jatuh cinta itu
apa? Dan kenapa sih kita bisa suka
sama orang itu? Seketika suasana kelas pecah, tidak ada lagi wajah-wajah penuh
ketegangan. Memang cinta itu topik yang paling sensitif dan menarik untuk
remaja—kalau bisa dibilang masih remaja—seusia kita. Karena cinta itu sesuatu
yang kita rasakan tetapi tidak jelas dari mana asalnya.
Kami
kumpul per kelompok. Aku masuk kelompok 4 yang berarti akan membahas tentang
cinta. Secara bergantian kami memberikan definisi tentang cinta lalu
menuliskannya di kertas flano. Setelah berdiskusi selama sekitar 10 menit,
akhirnya kertas flano kami telah terisi (hampir) penuh.
Sepuluh
menit berlalu, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Dimulai dari
kelompok 1 yang membahas alasan kita tertarik kepada orang lain. Kertas flano
mereka penuh dengan tulisan, ada 30 alasan kita tertarik kepada orang lain—dan lebih
seperti kriteria mencari pasangan—seperti humoris, romantis, kepribadiannya,
pinter masak, memiliki keahlian di bidang musik, “nakal”, dewasa, bertanggung
jawab, ganteng/cantik, dll. Ini kok kayak
cari jodoh ya? Kata temanku sambil tertawa. Aku pun mengiyakan dan ikut
tertawa.
Kemudian
giliran kelompok 2 untuk presentasi. Hasil diskusi mereka tidak jauh berbeda. Setidaknya
ada 7 alasan kenapa kita tertarik kepada orang lain, yaitu karena ada kesamaan—terdiri
dari kesamaan etnis, pemikiran, idola, dan hobi--,sifat, penampilan fisik, dan pengalaman
masa lalu.
Setelah
kelompok 2 selesai mempresentasikan hasil diskusi, giliran kelompok 3 yang maju.
Mataku langsung terfokus pada bagian tengah kertas flano itu yang bertuliskan “Cinta
itu aku. Cinta itu kamu. Cinta itu kita”. Menurut mereka cinta itu perasaan,
kebutuhan, apa adanya. Tanda-tanda seseorang sedang jatuh cinta yaitu deg-degan,
cenat-cenut, salah tingkah ketika bertemu
orang yang kita cintai. Alasan kita bisa cinta orang lain yaitu karena sudah
akrab, perhatian, kebutuhan.
Sekarang
tiba saatnya kelompok kami untuk mempresentasikan tentang cinta. Dua orang
temanku yang menjadi perwakilan mempresentasikannya. Dan hasilnya seperti ini.
(Ini hanya ilustrasiku semata).
Setelah
semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kami kembali duduk tenang
mendengarkan materi yang akan disampaikan oleh bu Ariana. Aku baru mengetahui
kalau ada faktor-faktor yang membuat kita menjadi tertarik terhadap orang lain,
yaitu karakteristik pribadi, daya tarik fisik, kesamaan, keakraban, dan
kedekatan. Karakteristik pribadi meliputi sifat orang itu, kehangatan yang kita
rasakan saat bertemu pertama kali, dan keahlian yang orang itu miliki. Daya tarik
fisik itu apakah dia menarik secara fisik atau tidak. Kesamaan meliputi
kesamaan minat, sikap, nilai, dan latar belakang kepribadian. Keakraban yaitu
saat kita akrab dengan seseorang, sudah lama mengenalnya, lama-kelamaan timbul
rasa suka karena sudah merasa nyaman dan merasa sudah sangat mengenalnya. Kedekatan
yaitu intensitas bertemu, mungkin karena satu fakultas, satu jurusan, satu
organisasi, atau barangkali karena tetanggaan.
Setelah
kita mengetahui faktor-faktornya, kita diajak oleh bu Ariana untuk mengetahui
jenis-jenis cinta. Menurut John Allan Lee, cinta itu ada enam, yaitu eros, storge, ludus, mania, pragma, dan agape. Eros adalah passionate
love yaitu cinta yang menggebu-gebu, cinta yang bernafsu, pasangan saling
tertarik setelah pertemuan pertama. Storge
adalah friendship love yaitu cinta
yang ditandai dengan persahabatan yang mendalam, tidak misterius, dan tidak emosional.
Ludus adalah game playing love yaitu cinta lebih sebagai rekreasi, pada saat
yang sama dapat memperoleh cinta dari beberapa orang. Mania adalah possessive love
yaitu “saya tak bisa tenang kalau saya mencurigai orang yang kucintai bersama
orang lain”, “pokoknya kamu hanya untuk saya”. Pragma adalah logical love
yaitu mencintai seseorang dengan pertimbangan rasionl, mempertimbangkan
untung-ruginya. Terakhir ada agape yaitu
selfless love yaitu “saya lebih
menghawatirkan dirinya daripada diriku.”
Sedangkan
Sternberg mengemukakan Triangle of Love, yang
terdiri dari passion, commitment,
intimacy. Passion adalah gairah,
bisa juga cinta karena fisiknya. Commitment
adalah hasrat untuk melanggengkan hubungan. Sedangkan intimacy adalah kedekatan, intensitas bertemu. Cinta yang ideal
disebut dengan consummate love yaitu
saat passion, commitment, intimacy
tetap ada dan cukup tinggi walaupun usia pernikahan telah berlangsung selama
berpuluh-puluh tahun, tetap mesra, seperti pasangan Sophan Sofyan (Alm) dan
Widyawati. Sedangkan cinta yang dialami pada remaja, yang menjalani hubungan
pacaran disebut sebagai romantic love
yaitu saat passion dan intimacy nya ada dan (mungkin) tinggi,
sementara commitment nya tidak ada.
Ummm,
kalau menurut buku tes psikologi berjudul “Who Am I?” yang pernah kubaca dan
kukerjakan sih, jenis cintaku itu storge. Kalau kamu apa?
No comments: