Minggu-minggu UTS
Yogyakarta, 22 Oktober 2014
Hari terakhir UTS di
minggu ini benar-benar buruk. Membuatku menggerutu terus-menerus, dan rasanya
ingin menumpahkan seluruh rasa kesalku.
Pagi ini, aku tetap terjaga
hingga hari berganti ke tanggal 22 Oktober. Tetap terjaga hingga suara ayam
berkokok terdengar nyaring sekali, hingga adzan shubuh kembali berkumandang.
Menyeru orang-orang untuk beribadah kepada Sang Pencipta.
Di saat orang-orang masih
terlelap dengan nyenyaknya, aku masih berkutat dengan tugas proposal
penelitianku yang tidak kunjung selesai. Tidak henti-hentinya menatap layar
monitor, memainkan jemariku di atas keyboard. Badanku mulai tidak karuan, hal
yang biasa kualami ketika begadang. Namun, tugas ini seperti meronta-ronta
minta diselesaikan, membuatku terpaksa melepas waktu tidurku yang berharga. Dan
baru terselesaikan jam 7 pagi walaupun aku merasa itu seperti proposal
penelitian yang belum terselesaikan.
Setelah merampungkan tugas
proposal penelitian, aku kembali berkutat dengan Psikologi Komunikasi, kembali
membaca bahan UTS. Namun, efek tidak tidur semalaman itu semakin menjadi-jadi.
Perlahan mataku mulai terpejam.
Ponselku tidak
henti-hentinya bergetar. Dengan setengah sadar, aku mengambil ponsel dan
menjawab panggilan telepon dari temanku.
"Lagi di mana? Tidur
apa?"
Dan tek, aku baru
sadar kalau sedari tadi aku tertidur dan saat melihat jam bekerku...Aaaakkkk, udah jam 10.20, bentar
lagi ujian!!!! Tanpa
pikir panjang aku langsung meraih tas dan bergegas menuju kampus.
Sesampainya di ruang ujian,
aku tersentak saat melihat dua pengawas sudah berada di ruang ujian dan tampak
selesai membagikan soal ujian. Setelah melakukan finger-print
aku langsung menempatkan diri, duduk di kursi nomor tiga baris pertama.
Ternyata kesialanku masih berlanjut. Kartu ujianku ketinggalan. Hingga
membuatku berlari menuju lantai 2, Ruang Pengajaran untuk mendapatkan kartu
ujian sementara.
***
Kalau dipikir-pikir, UTS
kali ini memang terasa berat. Banyak hal yang belum terselesaikan sebelum UTS
menjadi salah satu faktornya. Deadline yang terus menghantuiku, membuntutiku,
mengganggu pikiranku. Lipsus, telaah, proposal penelitian, dan Boulevard, semua
minta diselesaikan pada saat yang bersamaan.
Terlebih proposal
penelitian yang harus diselesaikan dan dikumpulkan di minggu-minggu UTS.
Membuatku tidak konsetrasi saat belajar materi UTS mata kuliah lain. Ya, namun
terkadang aku merasa tidak begitu atensi terhadap materi yang kubaca hingga
tidak terpatri dalam otak. Hanya sekadar membaca namun tidak memahami.
Akibatnya setiap kali ujian
selesai aku sering merasa menyesal karena tidak belajar dengan sungguh-sungguh.
Dan dampak lainnya, ketika pikiran sedang kalut, seakan mencapai ke dasarnya,
pikiran-pikiran negatif pun bermunculan. Hingga permasalahannya menjalar ke
mana-mana.
Ummm, yah, walau begitu, self-efficacy
harus tetap terjaga.
No comments: