Bantal
Aku tidak kuasa menahan tangis begitu
kubaca pesannya
Sebuah larangan yang dia bangun dan tidak bisa kurobohkan
Aku
tidak akan bisa bertemu lagi dengannya
Titik
Tidak ada koma
Tidak ada lagi canda gurau bersamanya
Tidak bisa lagi kulihat raut wajahnya yang lucu ketika melontarkan cerita
konyol
Tangisku semakin menjadi
Aku terus mendekap erat bantal biru
kesayanganku
Menyembunyikan tangisku yang semakin pecah dan tidak bisa kubendung
Menyembunyikan suara tangisku yang semakin mengeras
Selalu menjadikannya pelampiasan kesedihanku
Bantal yang tidak mengerti apapun hanya menjadi korban
Namun bantal tidak marah pun mengeluh
Membuatku semakin egois dan ingin memanfaatkannya
Semoga bantal sungguh tidak pernah bosan menjadi pelampiasanku
Namun kuberharap hari ini hari terakhirku melampiaskan kesedihan pada bantal
Yogyakarta, 13 September 2015
No comments: