Story Blog Tour: Pernikahan
Setelah dua minggu
dilatih Ahmad—teman Ganen, sang adik—bermain futsal, hari yang ditunggu Arsa
pun tiba. Hari ini dia akan bertarung melawan Ditya untuk mendapatkan Jasmine. Arsa,
Ganen, dan empat teman Ganen telah bersiap di tempat futsal, lengkap mengenakan
jersey tim futsal mereka. Menunggu
kedatangan Ditya dan timnya. Kali ini Arsa yakin kalau dia akan mampu
mengalahkan Ditya.
“Halo Gan, Ar, udah
lama nunggu, ya?” suara Ditya mengagetkan kami. Bukan hanya itu, penampilan
Ditya yang casual pun membuatku
tersontak kaget. Ditya hanya membawa dirinya, tanpa membawa tas berisi
perlengkapan futsal, bahkan tanpa tim futsalnya.
“Kok lo gak pake
seragam futsal Dit? Gak bawa apa-apa
juga. Bahkan lo datang sendirian” sapaan Ditya tidak Arsa jawab, kekagetan akan
penampilan Ditya membuat Arsa tidak ingin menjawab sapanya.
Ditya hanya tertawa menanggapi serentetan pertanyaan
Arsa, membuat Arsa mendengus kesal.
“Santai bro, kemaren gue sengaja nantangin lo tanding
futsal. Gue pengen tau aja sih seberapa serius lo sama Jasmine. Dan dari sumber
terpercaya gue, yaitu adek lo sendiri, gue tahu kalau lo berlatih futsal
mati-matian demi buat duel sama gue….” Arsa menatap kesal kepada Ganendra,
adiknya. Ganendra meringis saat menatap balik sang kakak.
“ Gue salut sama
lo. Tanpa tanding futsal pun gue udah yakin kalau lo emang yang terbaik buat
Jasmine. Gue doain lo langgeng sama Jasmine.” Ditya melanjutkan kalimatnya.
Lalu tersenyum pada Arsa sembari menjulurkan tangannya. Arsa pun membalas
senyum dan menjabat tangannya.
***
Di lain hari, giliran Ganen yang
mengajak Ditya ketemuan di sebuah kedai kopi. Ganen ingin menyelesaikan
masalahnya dengan Ditya. Alena, yang duduk di sampingnya berkali-kali mengaduk mocca float-nya yang nulai mencair. Ganen,
Alena, dan Ditya diam tanpa kata. Hening.
“Ummm….,” Ganen terlihat ingin
mengatakan sesuatu tetapi bibirnya kembali mengatup.
“Jadi gimana Gan?” Ditya memutuskan
bertanya, memecah keheningan.
“Ummm, jadi apa yang pernah terjadi
di antara lo dan Alena?”
Seketika Alena menoleh kepada Ganen,
menatap Ganen dengan mata berkaca-kaca. Lalu kembali menunduk. Lain dengan
Ditya, dia hanya tersenyum, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Ganen.
“Dulu gue dan Alena diam-diam sempat
berpacaran saat tahun terakhir SMA. Memang tidak ada satu pun yang mengetahui
hubungan kami ini. Namun, hubungan kami sangat singkat karena gue harus kuliah
di Kairo. Sementara gue tidak ingin Alena menunggu tanpa ketidakpastian.” Ditya
menghentikan kalimatnya. Dia tahu setiap kata yang dia ucapkan membuat hati
Alena sedih.
Ganen menatap wajah Alena yang
semakin terlihat menyedihkan. Alena terus menahan air matanya agar tidak
keluar. Namun, semakin lama dia tahan, justru semakin tidak terbendung.
“Hey, kamu kenapa menangis Alena?” Alena hanya menggelengkan kepalanya,
tidak menjawab tanya Ganen. Mereka kembali terdiam dalam keheningan. Ganen dan
Ditya membiarkan Alena menangis hingga dia kembali tenang.
“Kamu kenapa menangis Alena?” Ganen
kembali bertanya lembut.
“A…ku…, entahlah apakah aku harus mengatakan
ini atau tidak. Sejujurnya perasaan ini masih sama saat kamu pergi Dit. Kenapa
kamu kembali datang ke hidupku Dit? Padahal aku sudah mulai melupakanmu.” Alena
menoleh ke arah Ditya. Seketika Ditya tersontak kaget mendengar perkataan
Alena. Apalagi Ganen, dia sangat tidak percaya dengan apa yang dikatakan calon
istrinya.
“Maafkan aku Alena atas apa yang
telah aku lakukan padamu. Maaf karena pernah meninggalkanmu dan kembali datang
dalam hidupmu. Itu sudah rencana-Nya. Dan aku sadar bukan aku yang terbaik
untukmu. Terima kasih telah menyimpan perasaanmu untukku.”
Alena tersenyum simpul sembari
menghapus sisa air matanya. Ditya membalas senyumnya. Sementara Ganen menatap
mereka dengan wajah bingung
“Ja…di…, bagaimana keputusannya? Apa
kamu ingin membatalkan pernikahan kita Alena?”
Alena tersenyum ke arah Ganen. “Tentu
saja tidak Ganendra-ku. Sejak tadi aku sudah memutuskan untuk mengubur perasaanku pada Ditya. ” Fiuh,
Ganen menghela napas lega.
***
Jasmine melangkah, menuruni anak
tangga masjid begitu Arsa selesai mengucapkan ijab qabul. Gaun emas dan kerudung berwarna senada yang dia
kenakan membuatnya tampak begitu anggun dan terlihat semakin cantik. Arsa
menunggu kedatangan Jasmine dengan cemas. Jantung Arsa semakin berdegup kencang
saat Jasmine semakin mendekatinya. Senyum Arsa terus merekah saat Jasmine sudah
berada tepat di depan matanya. Dia begitu terkesima dengan kecantikan Jasmine
yang sekarang resmi menjadi istrinya.
Jasmine mencium tangan kanan Arsa,
tanda hormatnya kepada sang suami. Lalu Arsa mencium kening Jasmine, tanda
kasihnya kepada sang istri. Arsa menggandeng tangan sang istri, lalu melangkah
bersama ke kursi pelaminan diiringi sanak keluarga yang datang. Ganen dan Alena
yang terlebih dahulu menikah sebulan yang lalu ikut mengiringi kedua mempelai
itu ke kursi pelaminan.
Semua mata tertuju pada Jasmine dan Arsa yang
sedang berjalan menuju kursi pelaminan. Mereka pun terkesima dengan kedua
mempelai, terlebih pada Jasmine. Semua tamu segera bersiap membuat antrian begitu Jasmine dan Arsa sampai di singgasananya. Dari kejauhan, Ditya yang baru datang melambaikan tangan kepada Jasmine dan Arsa. Ditya berteriak tanpa suara, tetapi Jasmine dan Arsa mampu menangkap kata itu. Mereka tersenyum tulus pada Ditya. Ditya membalas senyuman mereka sambil melambaikan tangannya. Ditya pun berlalu, entah ke mana.
Semoga kalian selalu dilimpahkan kebahagiaan, teriak Ditya tanpa suara.
Terima kasih. Semoga kamu juga, balas Jasmine dan Arsa.
***
Ini adalah Challenge menulis OWOP, temanya STORY BLOG TOUR. Di mana member lain yang sudah diberi urutan melanjutkan sesuai imajinasinya di blog pribadinya.
Saya Apriastiana Dian Fikroti mendapat giliran keempatbelas, giliran terakhir. Biar ceritanya nyambung, kamu harus baca episode sebelumnya.
Episode 1 : Surat yang Tertahan di Dasar Hati – Nadhira Arini
Episode 2 : Rahasia Jasmine – Debby Theresia
Episode 3 : Dialog – Tutut Laraswati
Episode 4 : Jodoh Untuk Jasmine – Saidahumaira
Episode 5 : ketika rindu memanggil - Doddy Rakhmat
Episode 6 : Misi Arsa - Lilis Nurmalasari
Episode 2 : Rahasia Jasmine – Debby Theresia
Episode 3 : Dialog – Tutut Laraswati
Episode 4 : Jodoh Untuk Jasmine – Saidahumaira
Episode 5 : ketika rindu memanggil - Doddy Rakhmat
Episode 6 : Misi Arsa - Lilis Nurmalasari
Episode 7 : Rumah Tujuan - Anisa Fatwa Sari
Episode 8 : Ganen - Fia
Episode 9 : Putar Arah- Satria Wannamba Putra
Episode 12: Kegelisahan Arsa - Helmi Yani
Episode 13: Perjuangan Cinta Arsa - Alfikri Fauzi
Happy reading!
Stop Wishing, Start Writing
No comments: