Pertemuan Tanpa Pertemuan
Bagiku,
selalu ada kekhawatiran dan ketakutan yang menyelimuti diri dalam setiap
pertemuan pertama dengan orang-orang yang baru kukenal di dunia maya. Maka, aku
selalu merencanakan dan mempersiapkan pertemuan itu dari jauh-jauh hari. Agar
aku lebih siap. Sebab aku takut orang-orang berekspektasi lebih terhadapku,
sementara aku gini-gini saja. Hanya seorang
introvert yang begitu nyaman di dunia maya. Namun, hari ini aku harus
menghadiri pertemuan pertama yang mendadak dengan orang yang kukenal di
komunitas menulis. Bahkan kami belum pernah saling mengobrol di dunia maya.
Pertemuan pertama ini bukan di tempat makan, bukan di toko buku, apalagi di
objek wisata sama seperti orang yang baru kukenal dulu. Kali ini pertemuan
pertama diadakan di rumahnya.
Dari
kejauhan kulihat bendera putih telah terpasang tegak di depan rumahnya.
Beberapa pelayat terlihat memenuhi kursi yang tersedia. Sepi. Hanya keheningan
yang menemani. Sepertinya pertemuan
pertama kami berpindah tempat.
Pemakaman. Entah kenapa pertemuan pertama kami terjadi di sini. Tidak pernah kubayangkan
sebelumnya pertemuan pertama dengan seseorang menjadi pertemuan terakhir dengan
orang tersebut. Sekaligus melepas kepergiannya menuju dimensi yang lain. Aku
menatap gundukan tanah yang dipenuhi taburan bunga mawar, kenanga, dan bunga
lainnya. Aku menatapnya dengan begitu pilu. Aku belum pernah melihat sosoknya,
bahkan belum pernah mengobrol. Namun, demi melihat gundukan itu, entah mengapa
perasaanku begitu sesak. Ada kesedihan yang menjalar. Ada tangis yang tertahan.
Sekaligus ada ketakutan yang mulai memelukku erat. Takut akan kematian. Takut diri ini masih belum baik ketika kematian
menghampiri.
Innalillahi wa innailaihi rojiun.
Sesungguhnya segala
yang ada di dunia ini, bahkan diri ini adalah milik Allah. Dan sewaktu-waktu
semua itu akan kembali kepada-Nya.
Allahummaghfirlaha warhamha wa’aafiha wa’fuanha. Walau
aku dan orang-orang yang menyayanginya hanya mampu melepas kepergian hingga ke
liang lahat. Namun, untaian doa akan selalu kami panjatkan untuknya. Dan
kuyakin tulisan-tulisannya di blog maupun buku selalu memberikan manfaat bagi
orang-orang yang membacanya. Sekaligus menjadi amal jariyah untuknya, mba Meliana
Moga Yufita.
No comments: