‘Gratis’ yang Membuaikan
“Kebab
gratis untuk Anda yang berulang tahun hari ini.”
“Buy 2 get 1 free.”
“Beli
4 tiket nonton film X, gratis 1 tiket.”
Sebagian
besar dari kita pasti sering mendengar atau membaca beberapa kutipan seperti
itu. Baik di radio maupun selebaran yang ada atau iklan yang disiarkan di
stasiun televisi.
Gratis. Satu kata yang disukai hampir oleh semua orang. Satu
kata yang menjadi magnet bagi kebanyakan orang. Satu kata yang terkadang membuat
orang terbuai untuk membeli sesuatu yang sebenarnya sedang tidak dibutuhkan. Setiap
yang melihat atau mendengarnya pasti akan berhenti dari aktivitasnya untuk
sejenak menoleh atau menyimak iklan tersebut.
Gratis. Saat ini banyak sekali tempat makan, bioskop, atau
tempat-tempat yang menjual sebuah produk yang mengadakan promo. Mayoritas dari
mereka menawarkan produk mereka dengan mengiming-imingi pembeli dengan kata
‘gratis’. Bahkan beberapa acara pun ada yang tidak dikenakan biaya pendaftaran
bagi para peserta yang datang. Cara tersebut sering digunakan banyak perusahaan
sebagai strategi untuk menarik para pembeli.
Gratis. Satu kata ini
seringkali membuat kita terhipnotis untuk membeli suatu produk. Entah barang,
makanan, maupun minuman. Namun, seringkali kita tidak menyadari kalau ‘gratis’
tidak selalu ‘gratis’. Seperti dalam beberapa iklan suatu produk bahkan sering
tercantum tanda bintang kecil di atas, di belakang kata gratis. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ada syarat dan ketentuan tertentu yang harus dipenuhi. Sebagai
pembeli atau konsumen yang cerdas, kita jangan mudah terbuai oleh kata ‘gratis’
yang sering diiming-imingi oleh para produsen. Kita semestinya dapat memilih
mana yang menjadi kebutuhan, mana yang sekadar keinginan. Sebab bagi beberapa
orang, melihat kata ‘gratis’ seperti melihat durian runtuh. Bergegas mengambil
kesempatan tersebut tanpa tahu itu kebutuhan mereka atau bukan.
***
Sumber gambar: di sini
No comments: