Prioritas
Prioritasmu itu apa?
April sudah beranjak ke angka 14, hampir setengah bulan ini sudah terlewati. Rasa takut dan pesimisku semakin lama semakin meninggi. Entah sudah berapa orang yang menanyakan hal serupa padaku, termasuk diriku sendiri.
Apa sih prioritasmu? Selalu kujawab, "Skripsi". Namun, seiring berjalannya waktu, jawaban itu seperti sebuah kebohongan. Faktanya aku sama sekali tidak memprioritaskan skripsi. Aku memang sangat ambisius untuk wisuda di bulan Mei tetapi berlawanan dengan usahaku yang tidak mencerminkan 'seseorang yang ingin wisuda di bulan Mei'.
Tiga minggu sudah aku tidak menyentuh skripsi. Bukan tidak ingin mengerjakannya, tetapi aku sudah keasyikan melakukan hal-hal yang lain. Berkutat dengan hal-hal di luar skripsi. Entah cerita fiksi maupun artikel. Dan hampir setiap hari dalam tiga minggu terakhir ini ketika ditanya oleh orangtuaku, "lagi ngapain?" Sekalipun aku tidak pernah menjawab "sedang mengerjakan skripsi". Hingga untuk kesekian kalinya orangtuaku--khususnya Ibu--mengatakan "nulisnya berhenti dulu aja, fokus sama skripsi". Saat diminta demikian aku hanya menjawab "iya" tanpa benar-benar "iya, aku akan fokus mengerjakan skripsi".
Sejujurnya aku pun ingin fokus, cukup mengerjakan skripsi, tanpa mengerjakan hal-hal lainnya agar skripsiku lekas selesai. Semakin beranjaknya waktu, semakin banyaknya teman yang telah sidang, terkadang memengaruhiku untuk melepas semua kegiatanku. Atau setidaknya menghilang dari semuanya sampai skripsiku selesai. Namun, aku enggan untuk melepas semuanya. Berhenti menulis sama artinya dengan melepas semua kegiatan yang kuikuti. Sampai-sampai aku pernah iseng bertanya kepada pak 'ketua geng' salah satu tempat yang kutinggali baru beberapa bulan ini.
"Kalau aku off sampai skripsiku selesai bagaimana?"
Dengan cepat dia menolak permintaanku, lalu dia bertanya, "Kamu merasa keteteran po?"
Sejujurnya aku pun ingin fokus, cukup mengerjakan skripsi, tanpa mengerjakan hal-hal lainnya agar skripsiku lekas selesai. Semakin beranjaknya waktu, semakin banyaknya teman yang telah sidang, terkadang memengaruhiku untuk melepas semua kegiatanku. Atau setidaknya menghilang dari semuanya sampai skripsiku selesai. Namun, aku enggan untuk melepas semuanya. Berhenti menulis sama artinya dengan melepas semua kegiatan yang kuikuti. Sampai-sampai aku pernah iseng bertanya kepada pak 'ketua geng' salah satu tempat yang kutinggali baru beberapa bulan ini.
"Kalau aku off sampai skripsiku selesai bagaimana?"
Dengan cepat dia menolak permintaanku, lalu dia bertanya, "Kamu merasa keteteran po?"
"Nggak juga sih, tapi kadang kalau kepikiran semuanya, otak jadi kerasa penuh."
Pak 'ketua geng' itu pun beberapa kali menasehati untuk tidak spaneng dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Aku mengiyakan, apalagi mengingat dia yang seangkatan denganku, tapi tidak seambisius diriku untuk wisuda di bulan Mei. Seiring berjalannya waktu, memasuki pertengahan bulan April, aku semakin realistis kalau beberapa minggu ini aku tidak memprioritaskan skripsi. Padahal kemarin-kemarin aku masih sempat mengerjakan skripsi, masih sempat bimbingan skripsi. Namun, sekarang aku lebih realistis dan mencoba untuk tidak ambisius untuk wisuda di bulan Mei. Dan mencoba untuk menjalani semuanya dengan hati riang dan tanpa beban. Sebab pada akhirnya aku tetap berada di Keluarga Cemara a.k.a. Fajr Studio, tetap berada di FLP Yogyakarta, tetap berada di Pijar Psikologi.
Sering banget mengalami hal yang seperti itu, prioritas A yang dilakukan malah B. Hehehhe.
ReplyDeleteTetap semangat ya mbak, semoga target tetap bisa tercapai.
Yup, kayaknya banyak orang mengalami hal yang sama kayak gitu, hehe. Siap, aamiin. Makasih ya, semangat juga untukmu :D
DeleteSemangaat Riaas :)
ReplyDeleteSkripsi bakalan selese kok tetepan. Pada waktu yg tepat dan terbaik. :)
Aamiin ya rabbal alamin. Semangat juga mba Ukiiiii :3
Delete