Ngayogbook dan Menjadikan Buku Sebagai Teman
Hari ke #75
Setiap kali ada diskon buku aku selalu merasa antusias. Apalagi kalau diskonnya besar-besaran. Bagi yang (sangat) menyukai buku, mungkin itu sebuah godaan yang berat. Apalagi ketika isi dompet tidak bersahabat. Bingung tidak terkira. Antara ingin membeli tetapi tidak ada uang yang memadai tetapi sembari berujar, "kapan lagi ada diskon yang sebesar ini?"
Saat ini diskon buku yang sedang menjadi trending topic di kalangan pecinta buku adalah Ngayogbook. Sejak kemarin hingga besok hari, Togamas memberi diskon 30% bagi hampir semua bukunya kecuali buku impor, kamus, dan buku kuliah. Sebuah godaan besar bagiku, antara ingin membeli tetapi banyak kebutuhan lain yang harus diprioritaskan. Apalagi ketika harbolnas kemarin sudah banyak buku yang kubeli tetapi belum sempat kubaca. Alhasil, ketika pagi ini ke Togamas, aku hanya membeli buku yang dipesan oleh seorang teman. Hal yang menarik sebenarnya, mengingat dia sedang di pulau seberang. Dan hal yang menarik lainnya ketika ada seorang kakek yang notabene sudah berusia lanjut sangat antusias ketika memilih buku yang akan Beliau beli.
Meski tidak membeli untuk diriku sendiri, melihat-lihat buku dan sekilas membaca blurb-nya ternyata sudah membuatku senang. Dan pergi ke Ngayogbook memberiku sebuah insight tentang buku, membaca, menulis, dan penulis. Jika Tsubasa yang gemar bermain sepak bola hingga menganggap bola sebagai temannya. Seharusnya para penulis juga begitu, menganggap buku sebagai temannya dan membaca sebagai rutinitasnya. Mengutip dari Fiersa Besari , "Membacalah untuk tahu apa saja yang ada di masa lalu, menulislah untuk memberi tahu pada mereka yang ada di masa depan." Dan untuk menjadi seorang penulis atau agar bisa menulis, kita haruslah membaca buku lebih banyak. Sebab, semakin banyak membaca buku, semakin banyak hal yang ingin kita tuliskan.
No comments: