Sebuah Notula: Tujuan Bermedia Sosial
Hari ke #94
Ngaji Teras petang tadi bertemakan "Menciptakan Multilevel Pahala di Media Sosial". Sebelum memasuki materi, Ustadz Dafros bertanya kepada jamaah mengenai platform media sosial (dan perpesanan) yang dipakai. Hampir semua jamaah mengacungkan tangan ketika sang ustadz menyebut WhatsApp, Instagram, dan Facebook.
Ustadz Dafros mengatakan bahwa jika kita tidak mempunyai tujuan dalam bermedia sosial maka kita akan terombang-ambing. Selayaknya menaiki sebuah perahu, kita harus tahu tujuan perahu kita akan melaju. Begitupun dalam bermedia sosial, harus memiliki tujuan. Apakah untuk sekadar bermedia sosial, ingin terkenal, mendapatkan penghasilan, atau untuk berdakwah (dan mendapat pahala)?
Ponsel yang kita pakai untuk bermedia sosial pun bisa menjadi laknat atau rahmat. Itu bergantung kepada apa yang kita pakai. Jika bermedia sosial untuk berdakwah, jangan lelah untuk mempos konten. Sebab kita tidak tahu orang-orang akan mendapat hidayah di pos yang ke berapa.
Lebih lanjut Ustadz Dafros mengatakan bahwa banyak orang yang telah meninggal yang merasa menyesal karena selama hidupnya tidak pernah berbuat baik. That's why, selagi masih hidup, kita harus senantiasa berbuat baik. Salah satunya melalui media sosial. Jika kita dapat mengontrol aktivitas bermedia sosial untuk mengharap ridho Allah, maka kita dapat menciptakan mesin multilevel pahala. Sebab yang berlaku di alam kubur adalah pahala, bukan materi. Pun kita tidak pernah tahu siapa dari kita yang paling mulia dan memiliki banyak pahala. Namun, kita tetap harus mencetak multilevel pahala karena hidup ini begitu singkat.
No comments: