212 The Power of Love: Semua Karena Cinta



Hari ke #131


"Kita melakukan aksi (212) ini bukan karena membenci agama lain. Namun, karena ini bukti cinta kita kepada agama kita, agama Islam."-Bi Nurul
Masih terngiang jelas di benak kita--khususnya bagi para alumni Aksi 212 tahun 2016 kemarin--betapa tumpah ruahnya pelataran Monumen Nasional. Betapa bergetarnya hati ketika takbir tidak hentinya dikumandangkan sebagai bentuk cinta kepada agama kita, agama Islam. Mendengarnya dari layar televisi dan membaca beritanya saja sudah menggetarkan diri ini. Apalagi bagi para alumni yang terjun langsung ke jalan.

Dan menonton film 212 The Power of Love agaknya mengobati kerinduan bagi para alumni Aksi 212. Sekaligus mengingatkan kembali perjuangan dan solidaritas umat Islam dalam membela agamanya. Sebab, sesuai judulnya, film ini menceritakan perjuangan umat Islam dalam Aksi 212. Namun, dibalut dengan konflik internal dalam keluarga, antara anak dengan orang tua--ayah. Dikisahkan Rahmat, seorang jurnalis majalah Republik yang sering mendapat ancaman karena tulisan-tulisannya dianggap anti Islam. Meski begitu, lulusan Harvard University tersebut tidak takut dan goyah akan ideologis yang dipegangnya.

Setelah meliput Aksi 411 yang membuat Rahmat mendapat berbagai ancaman, dia mendapat tugas selanjutnya untuk meliput Aksi 212--aksi lanjutan 411. Namun, menjelang Aksi 212 dilakukan, berbagai kejadian menimpanya. Mulai dari dirinya yang tiba-tiba dipukul orang tidak dikenal hingga meninggalnya sang ibu. Rahmat yang bertahun-tahun tidak pulang merasa terpukul ketika Yasna--teman masa kecilnya--mengabarkan kepergian umi. Dari kabar duka itu, Adin--rekan kerjanya--perlahan mengetahui sisi lain Rahmat yang selama ini tidak terungkap, tertutup oleh kesepian yang seakan lekat dalam diri Rahmat. Bahwa Rahmat masih memiliki orang tua yang lengkap, bahkan abah--ayah Rahmat--adalah seorang ulama, pemuka agama yang begitu dekat dengan para jamaah di kampung halamannya di Ciamis. Peristiwa meninggalnya umi satu per satu menguak rahasia Rahmat yang tidak diketahui siapapun, termasuk Adin. Termasuk perihal renggangnya hubungan Rahmat dengan sang ayah. Namun, peristiwa meninggalnya umi dan rentetan peristiwa setelahnya sedikit banyak mengubah hubungan Rahmat dengan sang ayah. Apakah semakin membaik atau justru semakin merenggang?

Terlepas dari kekurangan yang ada dalam film 212 The Power of Love, hati penonton serasa dibuat bergetar dan tercabik. Bagaimana tidak? Adegan awal-awal film ini saja dibuka dengan peristiwa meninggalnya ibunya Rahmat. Terlebih ketika adegan Aisyah tilawah Surat Ali Imran ayat 185 di depan jenazah. Kedua indera penglihatan ini terasa ingin menitikan air mata, pun hati ini bergetar, teringat akan kematian yang memang begitu dekat dengan manusia. Selain itu, banyak pesan yang disampaikan dalam film ini. Dari segi adegan Aksi 212, kita akan diperlihatkan betapa solidernya umat Islam dalam membela agamanya, menunjukkan betapa cintanya umat Islam terhadap agamanya. Tidak peduli betapa jauhnya jarak yang ditempuh, waktu yang dilewati, serta tenaga dan materi yang terkuras. Sebab selama didermakan cinta kepada agama, cinta kepada Allah, semua itu terasa tidak ada apa-apanya jika dibandingkan balasan pahala yang akan Allah berikan. Dari segi hubungan Rahmat dengan abah, kita seakan diingatkan kembali tentang pentingnya komunikasi antara kita dengan orang tua. Sebab seringkali renggangnya suatu hubungan dengan orang tua disebabkan oleh komunikasi yang tidak bagus. Belajar dari Rahmat, hendaknya perlu merendahkan ego kita di depan orang tua sehingga kita tidak selalu merasa paling benar, orang tua yang salah. Pun merasa bahwa orang tua memaksakan kehendaknya kepada kita.

Dan film ini memang cocok untuk ditonton oleh semua kalangan. Agar kita dapat belajar tentang perjuangan, solidaritas, komunikasi dengan keluarga, merendahkan ego. Serta agar kita dapat belajar tentang cinta. Cinta kepada sesama, cinta kepada agama, dan cinta kepada Allah. Sebab, ketika kita cinta, kita rela melakukan banyak hal untuk yang kita cintai. Terlebih ketika kita melakukan sesuatu karena cinta kepada Allah, ada banyak balasan pahala yang akan Allah berikan.

No comments:

Powered by Blogger.