Perubahan yang Tidak Dapat Terelakkan
Hari ke #188
Ketika sebulan terakhir ini lebih sering di rumah, setiap pagi hingga sore hari rumah hampir selalu sepi. Bapak kerja, adik kuliah. Tiba-tiba terlintas pertanyaan di benakku, "bagaimana rasanya jadi Ibu ya yang hampir setiap hari merasakan suasana seperti itu? Aku merantau, Bapak kerja, adik kuliah." Dan sepertinya kondisi tersebut tidak hanya diambil oleh Ibu, tetapi hampir seluruh orang tua mengalami hal tersebut.
Jika saat kanak-kanak rumah begitu ramai oleh tingkah kita dan kewalahan ibu dalam mengawasi kita yang banyak tingkah. Ketika kita beranjak remaja, beranjak dewasa, perlahan rumah mulai terasa sepi. Entah karena kita atau saudara kita merantau maupun karena kesibukan masing-masing anggota keluarganya. Dan kita tidak dapat menampik adanya perubahan-perubahan tersebut.
Dari "seringnya di rumah" ini, satu hal yang dapat kuambil hikmahnya adalah hargai dan memanfaatkan momen yang ada dengan baik. Terlebih ketika jarang pulang karena merantau. Ketika pulang, manfaatkanlah waktu sebaik mungkin dengan orang tua, saudara, keluarga. Meski sekadar menonton film televisi religi atau pergi membeli lauk untuk makan siang.
No comments: