Kalembo Ade
Hari ke #214
Pertama kali dengar frasa "kalembo ade" itu dari videonya Fiersa Besari yang sedang melakukan pendakian di Gunung Tambora. Di situ, Fiersa Besari bilang kalau "kalembo ade" memiliki arti sabar hati. Pun frasa itu bisa digunakan untuk menyemangati orang lain. Sebab makna "kalembo ade" sebenarnya memang luas.
Dan sejak beberapa hari lalu, untuk pertama kalinya aku mendengar "kalembo ade" dari orang Bima langsung. Kata mamanya Mas, "kalembo ade" memiliki makna lapang hati karena "ade" sendiri artinya hati. Jadi ketika ada orang Bima yang mengatakan "kalembo ade" ketika temannya pamit pulang, menurutku maknanya lebih dalam dari hati-hati. Kalau aku tidak salah menangkap, maksudnya yaitu agar kita diberi kelapangan hati oleh Allah agar kita bisa selamat sampai tujuan. Pun ketika kita disemangati dengan "kalembo ade" maknanya serupa seperti itu.
Jika mendengar orang Bima sedang berbicara menurutku serasa bukan sedang di Indonesia. Sebab sekilas terdengar seperti bahasa India. Kalau kata Mas malah terkadang dikira seperti bahasa Jepang dan bahasa Tagalog (Filipina). Bahkan angka dalam bahasa Bima mirip bahasa Jawa. Seperti waru yang artinya delapan (wolu dalam bahasa Jawa). Meski sekilas bahasa Bima terdengar sulit, tapi asyik juga untuk dipelajari lebih jauh. Apalagi keluarganya Mas sudah mengodeku untuk belajar bahasa Bima. Mungkin agar aku tidak roaming lagi.
Jadi, ya, kalembo ade Yas!
No comments: