Pergi: Pencarian Makna "Pergi"
Hari ke #239
Judul: Pergi
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika Penerbit
Tahun Terbit: 2018
Jumlah Halaman: 455
"Pergi. Sejatinya, ke mana kita akan pergi setelah tahu definisi pulang tersebut? Apa yang harus dilakukan? Berangkat ke mana? Bersama siapa? Apa 'kendaraannya'? Dan ke mana tujuannya? Apa sebenarnya tujuan hidup kita?"
Penggalan kalimat dalam novel Pergi tersebut sejatinya seringkali ditanyakan oleh banyak orang. Bertanya tentang tujuan hidup. Bertanya tentang tujuan selanjutnya setelah melakukan banyak hal dalam hidup.
Begitu pun dengan Bujang--Si Babi Hutan--tokoh dalam sekuel novel Pulang ini. Sekalipun dirinya seorang tauke besar Keluarga Tong. Salah satu keluarga yang menjadi "shadow economy", penguasa perekonomian dunia yang bergerak secara laten. Menguasai banyak perusahaan secara ilegal. Tidak tercatat di pemerintahan, tidak terliput oleh media.
Suatu ketika Bujang sedang menjalankan sebuah misi melawan Master Dragon bersama Salonga, White, Yuki, dan Kiko--rekannya. Tiba-tiba mereka mendapat serangan dari pria bertopeng. Hal yang membuat Bujang terheran, Pria Bertopeng tersebut tahu nama aslinya--Agam. Padahal White, Yuki, dan Kiko pun hanya tahu "Bujang" sebagai nama aslinya, bukan "Agam". Pria Bertopeng tersebut menantang Bujang untuk duel satu lawan satu dengan tangan kosong. Seperti biasa, Bujang selalu mengandalkan teknik ninja menghilang yang diajarkan oleh Guru Bushi, kakek buyut Yuki dan Kiko. Sayangnya, jurus andalan Bujang tersebut begitu mudah ditaklukkan dengan teknik kelelawar yang digunakan Pria Bertopeng. Setelahnya, Pria Bertopeng itu pun pergi sembari memanggil Bujang dengan sebutan "hermanito" atau adik laki-laki. Kepergiaan Pria Bertopeng itu meninggalkan sejuta teka-teki dalam diri Bujang.
Di tengah menjalankan misi melawan Master Dragon, Bujang yang ditemani Salonga itu pun mencari tahu identitas Pria Bertopeng. Mulai dari bertanya ke Tuanku Imam hingga bertandang ke rumah lama milik Samad--ayahnya--dengan istri pertama ayahnya. Perjuangan mencari identitas Pria Bertopeng tidaklah mudah. Terlebih Bujang sedang menuntaskan misi melawan Master Dragon. Melakukan segala cara untuk menyelamatkan kekayaan Keluarga Tong. Berkoalisi dengan keluarga lain--yang juga menjadi incaran Master Dragon. Bahkan tidak segan-segan melawan musuhnya hingga tidak bertanya. Hingga pertanyaan dari Salonga pun muncul, mengusik pikiran Bujang. "Ke mana aku akan pergi? Ke mana Keluarga Tong akan kubawa pergi?"
Secara keseluruhan, novel Pergi ini terbilang bagus. Meskipun pembaca ada yang belum membaca seri pertamanya, pembaca tetap dapat mengikuti alur cerita dengan baik. Apalagi konflik dalam novel ini cukup seru untuk diikuti. Bertemakan tentang kekuasaan, ekonomi, dan keluarga; khas Tere Liye. Pun seperti novel-novel lainnya yang kaya akan nilai-nilainya, novel Pergi juga mengandung banyak nilai-nilai, tentang keluarga dan juga hakikat hidup. Pembaca seperti diajak merenungi tujuan selanjutnya setelah memiliki banyak hal, menduduki jabatan tinggi, memiliki harta yang berlimpah, dan dikelilingi fasilitas yang mewah. Terlebih dari pertanyaan Salonga kepada Bujang tentang makna "pergi" tersebut.
Di balik kelebihannya tersebut, novel Pergi juga memiliki kekurangan. Di antaranya yaitu kesalahan penulisan yang cukup banyak, bahkan di salah dua halaman, kesalahan penulisan tersebut membuat kalimat antarparagrafnya terasa janggal. Pun adanya Thomas, tokoh Negeri Para Bedebah yang hanya sekali muncul dan bertindak sebagai orang yang tahu di mana letak bom disembunyikan terasa begitu aneh dan sedikit dipaksakan. Selain itu, usaha Bujang dalam mencari tahu identitas Pria Bertopeng terasa kurang menyatu dengan konflik utamanya. Sebab sang Pria Bertopeng hanya sedikit munculnya, paling banyak hanya digambarkan melalui narasi surat-surat. Meski begitu, kekurangan tersebut tidak mengurangi keapikan cerita dan nilai-nilai dalam novel Pergi ini.
No comments: