Rumah Selain Rumah
Hari ke #216
"Nanti bakalan sering pulang nggak?"
Sebuah pertanyaan dari Ibu beberapa pekan sebelum Sabtu pekan lalu. Sebuah pertanyaan yang membuatku tersentak dan tersadar kalau tidak dapat rutin pulang setiap bulan seperti waktu kuliah dulu. Sampai sekarang sebenarnya masih belum percaya kalau sudah berada di tahap ini. Sebuah tahap yang sepertinya akan membuatku mendewasa. Serasa seperti mimpi, tapi orang-orangnya begitu nyata. Pun masih belum percaya kalau ada bangunan yang kupanggil "rumah" selain rumah yang menjadi saksi bisu tumbuh-kembangku.
Bagiku--dan sepertinya hampir semua orang menganggap--rumah bukan sekadar bangunan. Namun, orang-orang di dalamnya, yang penuh cinta, kasih, dan saling menutup aibu masing-masing. Sebagai seseorang-yang-menganggap-dirinya-introvert acara menjelang hari H dan hari H begitu melelahkan. Apalagi bertemu banyak orang yang notabene tidak kukenal secara personal. Akan tetapi, dari peristiwa menjelang dan hari H-nya aku begitu tersentuh dengan begitu banyaknya orang-orang yang membantu. Para kerabat, tetangga, dan kawan yang membantu dari bagian dapur hingga teknis acara. Membuatku ingin menangis terharu jika melihat betapa loyalnya mereka untuk menyukseskan acara kami.
Tiada kata yang dapat kuucap selain "jazakumullah khairan". Terkhusus yang punya Instagram, terima kasih untuk @ashioraw dan tim @kembangkecil yang mau membantu membuatku souvenir. Dan dari perbincangan dengan @ashioraw waktu itu jadi menemukan videografer hebat--sekaligus teman SMA--yaitu @andhikagayuhpr untuk mengabadikan momen saat hari H maupun seserahan. Pun terima kasih untuk @raisrahman_ , sang fotografer keren yang meluangkan waktunya untuk menangkap momen saat hari H. Bahkan hingga ponselnya tertinggal di mobil yang disewa rombongan @flpyogya . Sekali lagi, jazakumullah khairan, terima kasih banyak.
No comments: