Berjualan Makanan, Sebuah Langkah Kecil Menuju Rencana Besar Part 2
Hari ke #250
"Tau apa bedanya penjual dan pebisnis?" tanya Mas di suatu pagi ketika kami sedang mengantar makanan. Aku menggeleng sembari melihat wajahnya dari kaca spion. Kemudian Mas menjawab sendiri pertanyaannya. Bahwa perbedaan mendasarnya terletak pada "data". Kalau penjual, mayoritas hanya menjual barang dagangannya. Sementara pebisnis memiliki data ketika akan melakukan suatu usaha. Kebanyakan menyasar pada target penjualannya. Seperti kebanyakan yang membeli dari kalangan mana, paling laris hari apa, kalau akhir pekan lebih laris atau tidak.
Seminggu berjualan, kusadari bahwa selain materi, bertemu dengan para pelapak ternyata memberikan kesan positif tersendiri. Secara tidak langsung kami belajar sedikit tentang bisnis. Salah satunya ketika kami bertemu dengan temannya Mas--yang juga pelapak. Mengetahui kami yang sudah menitipkan makanan di beberapa tempat, dia merasa salut.
Menurutnya, jika prosesnya sudah begitu cepat, itu sinyal dari Allah bahwa rezeki kami memang di sini. Pun sebuah pertanda bahwa kami bisa berkembang lebih cepat. Dan ketika (akan) semakin berkembang tentu akan semakin banyak omelet yang kami buat. Pun akan semakin pagi kami untuk bangun. Semakin banyak tenaga yang kami keluarkan. Namun, hal terpenting dari itu semua, ketika berjualan tidak boleh menyerah ketika satu hari dagangan kita tidak laku banyak. Tetap harus konsisten dan tahan banting untuk tetap berjualan. Terlebih ketika kita belum mencapai titik terjenuh dalam berjualan.
Temannya Mas juga bercerita tentang para penjual yang mengorbankan waktunya untuk membuat makanan. Ternyata ada yang lebih pagi untuk membuat makanan. Bahkan ada yang merelakan jam tidur malamnya dengan menukarnya ketika pagi hari. Berbalik 180 derajat dengan kebanyakan orang. Ketika mendengar cerita tersebut, aku merasa malu sendiri. Sebab, mayoritas penjual tersebut adalah perempuan. Selain berjualan, mereka juga harus menyiapkan berbagai macam hal untuk sang anak dan sang suami. Setelah seminggu berjualan, aku jadi semakin salut dengan para perempuan yang dapat melakukan hal tersebut.
No comments: