Sebuah Notula: Buahnya Ibadah, Manisnya Ibadah
Hari ke #288
Materi liqo hari Minggu pekan kemarin membuatku tertampar. Bertemakan "buahnya ibadah, manisnya ibadah", aku takut jika ibadah yang kulakukan selama ini belum mencapai "manisnya ibadah." Padahal Rasulullah SAW saja, yang sudah dijamin masuk surga, yang terjaga dari dosa, tingkatan ibadahnya sudah mencapai "manisnya ibadah." Sampai-sampai Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang alasan Beliau tetap beribadah padahal sudah dijamin masuk surga. Beliau mengatakan bahwa beribadah merupakan bentuk rasa syukurnya kepada Allah.
Pada hakikatnya beribadah adalah sebuah bentuk perendahan diri seorang hamba kepada Sang Pencipta. Sebuah penghambaan yang bersifat sukarela. Semua orang dapat beribadah, tetapi tidak semua orang mendapatkan manisnya ibadah. Kebanyakan dari kita ingin bersegera untuk selesai salat. Jarang sekali menikmati setiap gerakan dan doa dalam salat. Padahal salat merupakan bentuk komunikasi kita dengan Allah. Bahkan seringkali kita merasa malas dalam beribadah. Namun, saat menyadari sedang malas, kita harus berikhtiar untuk tetap menjaga ibadah yang wajib dilakukan, seperti salat lima waktu. Sementara ketika sedang bersemangat, selain hal-hal wajib, juga harus didorong dengan ibadah-ibadah yang sunah.
No comments: