Hampir Kena Tipu
Setelah beberapa bulan Umar Catering dibuka, akhirnya merasakan juga yang namanya "hampir kena tipu". Kecurigaanku sudah muncul sejak kali pertama calon penipu itu mengirim pesan ke nomor WhatsApp-nya Umar Catering. Pasalnya si calon penipu itu mengirim pesan jam 22.49, tapi baru kubuka sekitar jam 23.00. Setelah kubuka pesannya, terlintas pikiranku yang kedua, "oh, mungkin orang ini mau pesan buat besok (baca: hari ini), makanya dia pesan malam-malam begini."
Sembari menghilangkan sejenak kecurigaanku pada si calon penipu itu, aku pun membalas apa yang ditanyakan. Mulai dari memesan menu apa, berapa jumlahnya, untuk kapan, dan diantar ke mana. Ternyata si calon penipu itu mau pesan 250 paket eco box 5 seharga 25.000 yang bermenukan daging kambing dan diantar ke sebuah panti di daerah Imogiri. Pikirku, "Wahh, dermawan sekali orang ini." Aku pun segera mencari tahu tentang panti asuhan itu di Google. Dan ternyata ada.
Setelah menyebutkan pesanannya tersebut, si calon penipu itu minta dirincikan total yang harus ditransfer. Ketika kubalas akan didiskusikan terlebih dahulu dengan bos (baca: Mas), si calon penipu itu tepat bersikeras meminta dirincikan total yang harus ditransfer. Katanya, ingin mentransfer DP dahulu. Sejak itu, kecurigaanku kembali muncul. Pikirku, "Ini orang maksa banget buat transfer selarut ini." Akhirnya hampir jam 23.30 saya sudahi percakapan dan segera kuaktifan mode offline.
Paginya, selepas salat Subuh, giliran Mas yang membalas pesan si calon penipu itu. Mas merincikan total yang harus ditransfer dan nomor rekening yang dituju. Ketika awal diberikan nomor rekening perusahaan, si calon penipu itu tidak mau kalau mentransfer ke sana. Akhiranya Mas mengirim nomor rekening pribadinya.
Dua puluh menit setelahnya, si calon penipu itu mengirimkan bukti transfer. Kemudian disusul dengan permintaan untuk dibuatkan kwitansi pelunasan. Awalnya saya tidak menaruh kecurigaan apapun ketika menerima bukti transfer itu. Malah tersentak karena baru pertama melihat klien yang mentransfer uang sebanyak itu.
Modus penipuan itu semakin jelas selepas Mas pulang mengantar pesanan dan kubilang kalau si calon penipu itu sudah transfer. Setelah melihat bersama-sama melalui ponsel masing-masing, Mas menemukan beberapa kejanggalan. Pertama, tidak ada uang yang masuk ke rekeningnya Mas. Dilihat dari tidak adanya penambahan uang di rekeningnya Mas. Pun di daftar mutasi tidak ada pemberitahuan kalau ada uang yang masuk. Kedua, jumlah uang yang transfer kelebihan cukup banyak--bahkan dari total pesanan yang harus dibayar. Melihat kelebihan itu Mas mulai menaruh kecurigaan dan mengatakan kalau itu sengaja dilakukan agar kami merasa uang yang ditransfer lebih dan si calon penipu akan meminta ditransfer kelebihan uang itu.
Beberapa menit kemudian si calon penipu itu menelepon ke nomor WhatsApp Umar Catering. Dalam telepon itu, si calon penipu mengonfirmasi kembali kalau sudah transfer. Mas pun menjawab kalau belum ada yang masuk. Akhirnya si calon penipu itu meminta untuk dikirim daftar mutasi rekeningnya Mas. Sesaat setelah dikirim, Mas menemukan kejanggalan lainnya, yaitu kesalahan ketik namanya. Harusnya "Muflikhin L.", tapi di bukti transfer yang dikirim calon penipu itu tertulis "Mukhlikin L." Kupikir, bank manapun sepertinya tidak mungkin salah ketik nama nasabahnya. Kami semakin yakin kalau si calon penipu itu sedang berusaha menipu. Setelah menghapus screenshot daftar mutasi yang Mas kirim, Mas kemudian malah menasihati si calon penipu itu.
Akhirnya, kami blok nomor si calon penipu itu. Ternyata setelah dilihat lagi bukti transfer itu, Mas kembali menemukan kejanggalan. Harusnya di "nama pengirim" tertulis nama nasabah, tetapi di bukti transfer itu yang tertulis justru nama bank si calon penipu itu. Malah di "dari bank" yang tertulis justru nama nasabahnya. Bahkan nama nasabah yang di bukti transfer itu bukan display name-nya si calon penipu itu.
Kejadian ini membuat kami harus lebih waspada dan berhati-hati. Apalagi jika ada pesanan yang dirasa mencurigakan. Seperti klien mengirim pesan ketika sudah larut malam. Ditambah dengan memaksa-maksa mau transfer DP. Pun buat teman-teman yang berjualan--apalagi secara online--harus berhati-hati sekali dengan modus seperti ini. Harus juga teliti dengan bukti transfer yang dikirim klien.
Terakhir, jangan lupa untuk meminta perlindungan-Nya. Semoga Allah selalu melindungi kita.
#riasrise
Beberapa hari lalu, maskam ugm dapat kiriman donasi nasi kotak dr sebuah catering. Ketita ditanya dalam rangka apa, catering tersebut kena tipu yg modus dan caranya sama dg yg terjadi di umar catering. Hanya saja, catering tsb sudah terlanjur menyelesaikan orderan nasi kotak dg total senilai 9 jt jadi sorenya langsung dibagi2kan ke masjid2 dan kajian2 sekitar jogja
ReplyDeleteBiasanya motif penipu memang kayak gitu.
ReplyDeletePertama, mereka ngeyel. Kedua, nominal uang sengaja dilebihkan agar kita merasa senang sehingga tak terlalu fokus pada tranksaksi.
Kemarin pernah kejadian, jual beli gamis. Pihak pembeli mengaku sudah transfer menggunakan m-banking kepada penjual. Setelah barang dikirim, uangnya tak kunjung masuk.
Setelah diselidiki, ternyata penipu. Screenshot m-bankingnya ternyata hasil editan.
Duh terlalu banget ya penipuannya, untung waspada mbak, semoga mereka dapat ganjarannya setimpal dan segera, Aamiin..
ReplyDelete