Berkarya dari Rumah
Hari ini untuk pertama kalinya aku datang ke sebuah majelis ilmu bersama Umar dalam waktu yang cukup lama. Lima jam. Awalnya, aku merasa lima jam itu lama sekali. Sambil membayangkan bagaimana Umar saat acara. Rewel atau tidak, bagaimana MP-ASInya, bagaimana ganti popoknya. Pun apakah aku bisa mencatat materi atau tidak. Mengingat ketika liqo Umar lebih banyak ingin bergeraknya.
Ternyata, setelah datang, lima jam terasa tidak lama. Umar pun begitu kooperatif saat acara tadi. Setiap sesi materi, Umar selalu tertidur setelah kususui. Membuatku lebih dapat fokus mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan. Meski tangan kiriku harus sedikit pegal karena menggendong Umar.
Acara dari @fromhomecomm tadi menurutku sangatlah menarik. Mengambil tema "cemerlang di dalam, gemilang di luar" terasa pas sekali bagi para perempuan yang memiliki peran sentral di rumah. Setidaknya ada empat pembicara yang mewakili empat bidang berbeda tetapi memiliki benang merah yang sama. Berkarya dari rumah. Sesuatu yang terkadang sering dianggap "emang bisa ya?". Apalagi ketika menganggap peran ibu rumah tangga itu terasa enak sekali. Hanya beres-beres rumah, menunggu suami pulang, bermain bersama anak. Padahal, ternyata tidak semudah itu.
Banyak sekali ilmu yang kuambil dari empat pemateri. Dari pemateri pertama, mbak Mudrika Paradise, aku belajar bahwa melakukan bisnis itu tidak boleh terburu-buru, harus dinamis, dan yang penting ada keberkahan di dalamnya. Dari pemateri kedua, Bidan Mugi Rahayu, aku belajar bahwa saat hamil, kita harus benar-benar menguatkan doa. Sebab, Allah akan mengingat doa yang kita ucapkan.
Dari pemateri ketiga, Ustadzah Nunung Bintari, aku belajar bahwa dalam mendidik anak itu harus direncanakan sebaik mungkin kurikulum pendidikannya dan yang terpenting tidak boleh jauh dari Alquran. Bukan sekadar menginginkan anak yang saleh-salehah, tetapi tidak melakukan sesuatu apapun. Dari pembicara terakhir, Bu Deassy M. Destiani, aku belajar bahwa sosok suami sangatlah penting di balik bisa-tidaknya kita berkarya. Jadi, sangatlah penting untuk mencari suami yang memahami potensi diri kita dan mau berbagi peran. Tanpa itu, mungkin kita tidak bisa berkarya apapun. Sebab, apa yang kita lakukan sangatlah bergantung pada ridho suami.
No comments: