Lupa Berdoa
Dalam suatu kesempatan, Mas memintaku untuk menguatkannya lewat doa yang kupanjatkan, terutama ketika selepas salat. Kata Mas, inti dari salat itu adalah doa. Tiba-tiba hatiku terasa "mak-deg", tertampar, dan tersindir. Sepertinya ada yang luput dalam ritual selepas salatku. Doa.
Mungkin aku kurang bersyukur hingga jarang berdoa. Mungkin aku terlalu terburu-buru untuk bangkit dari sajadah hingga tak sempat berdoa. Mungkin aku lupa perkataannya Ustadz Sholihun bahwa berdoa menunjukkan bahwa kita yakin kalau kita hanyalah makhluk yang lemah dan hanya Allah lah yang mewujudkan permohonan kita. Mungkin aku lupa perkataan Ustadz Sholihun yang mengutip ucapan Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di hadapan Allah selain doa." Dan mungkin aku lupa bahwa dengan berdoa kita bisa lebih dekat dengan-Nya.
Hingga keadaan membuatku sejenak berpikir, "apa yang salah dalam diriku, dalam hidupku?" Lalu memaksaku untuk mengulang permintaan dalam doa yang kupanjat. Dan lebih khusyuk untuk memanjatkannya.
Suatu malam aku meminta agar dimudahkan dalam mengurus anak, suami, dan rumah tangga. Keesokan harinya aku merasa Allah langsung mengabulkannya. Tidak biasanya, pagi itu Umar tidur lebih lama. Membuatku lebih fokus mengerjakan beberapa pekerjaan rumah yang seringkali tidak bisa kulakukan ketika bermain bersama Umar.
Sejak itu, aku semakin yakin dengan kekuatan doa. Bahwa seringkali Allah ingin dekat dengan kita melalui doa. Sebab, seringkali kita lupa dengan-Nya ketika mendapat nikmat yang banyak.
No comments: