Ramadhan #dirumahaja
Alhamdulillah, tahun ini masih diberi kesempatan untuk bertemu Ramadhan. Bulan yang mulia, bulan yang setiap amal kebaikan yang kita lakukan akan mendapat pahala berlipat-lipat. Ramadhan kesekian di Jogja yang kentara sekali perbedaannya dari tahun-tahun sebelumnya.
Dari diri sendiri yang kini berganti status menjadi ibu dan masih menyusui. Kalau tahun lalu tidak berpuasa karena sedang hamil pekan ke 38-an, maka untuk tahun ini kuingin mencoba ikut berpuasa. Apalagi kebutuhan ASI-nya Umar sudah tidak sebanyak dulu karena sudah MP-ASI. Dan yang penting, alhamdulillah, mas @muflihin_ibnu.m.nur juga mengizinkanku untuk berpuasa. Karena kalau suami tidak mengizinkan, pupus sudah keinginanku itu.
Setelah mengikuti Kuliah WhatsApp (kulwap)-nya @healthcarepedia.id waktu itu, ada beberapa hal yang kupastikan aman agar aku dapat berpuasa. Baik kondisi diriku sendiri maupun kondisinya Umar. Selain itu, kupastikan makananku sudah ada karbohidrat, protein hewani, sayuran, dan protein nabatinya. Pun aku menjadi lebih teratur untuk mencukupi kebutuhan cairan. Dengan meminum minimal 10 gelas air mineral per hari dan membatasi minum teh—minuman yang sebenarnya sering kuminum.
Setelah sahur hingga Dhuhur, aku masih merasa kuat untuk berpuasa. Namun, dari Dhuhur hampir menuju Ashar, terasa sekali lemasnya. Syukurnya, Allah masih menguatkanku untuk berpuasa hingga adzan Maghrib berkumandang. Setelah kuingat lagi, sepertinya saat sahur tadi aku masih kurang minum.
Maupun kondisi lingkungan yang sedang masa pandemik Covid-19. Kalau tahun-tahun sebelumnya, masjid-masjid ramai akan kajian menjelang buka puasa, salat tarawih bersama, dan itikaf 10 hari terakhir Ramadhan, kali ini rutinitas tersebut tidak lagi diselenggarakan. Bahkan Kemenag sudah membuat surat edaran tentang peraturan tersebut.
Satu sisi merasa sedih, tetapi di sisi lain memang itu keputusan yang bijak agar penyebaran coronavirus tidak kian meluas. Meski begitu, banyak masjid maupun majelis yang mengadakan kajian online di YouTube, Zoom, Instagram, Facebook. Sehingga aku dan Mas tetap dapat "mendatangi" kajian, meski dari rumah.
Semoga adanya pandemik Covid-19 ini tidak mengurangi kekhusyukan dan semangat kita dalam menjalankan ibadah dan amal kebaikan lainnya di bulan Ramadhan. Pun, dengan adanya peraturan dari Kemenag untuk Ramadhan #dirumahaja, semoga kita menjadi lebih dekat dengan keluarga. Menjalankan aktivitas salat berjamaah, mengaji, dan lainnya bersama keluarga. Sembari tidak henti merapal doa agar pandemik Covid-19 ini lekas berakhir.
No comments: