Belajar dari Nabi Ayub 'alaihissalam
Ketika membaca sirah nabawiyah atau sirah shabiyah atau cerita tentang tokoh muslim lainnya, kita tahu bahwa banyak sekali tokoh muslim yang patut kita teladani. Baik dari perkataannya, maupun perbuatan dan perilakunya. Salah satu yang bisa kita teladani adalah Nabi Ayub 'alaihissalam.
Sebagaimana yang kita tahu, Nabi Ayub 'alaihissalam merupakan sosok yang sederhana nan dermawan, meskipun memiliki kekayaan yang melimpah. Pun Nabi Ayub 'alaihissalam sosok yang begitu taat kepada Allah. Hal ini jelas membuat setan merasa risih dan terus mencoba mengusik kehidupan Nabi Ayub. Berbagai cara digunakan setan untuk menguji keimanan Nabi Ayub kepada Allah.
Ujian itu dimulai dari kekayaannya yang perlahan habis, keluarga yang satu per satu pergi, dan sakit menahun yang tidak kunjung sembuh. Hingga sang istri yang awalnya sabar merawatnya, mulai merasa kelelahan. Namun, Nabi Ayub 'alaihissalam tidak henti berdzikir kepada Allah agar diberikan kesembuhan. Pernah suatu hari, sang istri bertanya kepada Nabi Ayub 'alaihissalam, mengapa dia selalu bersabar. Ternyata jawaban Nabi Ayub 'alaihissalam sungguh menakjubkan. Dia merasa malu kepada Allah karena sudah 70 tahun Allah memberikan nikmat kesehatan, sementara sakit yang dirasakan barulah belasan tahun. Kesabarannya ternyata membuahkan hasil. Nabi Ayub mendapatkan mukjizat kesembuhan dengan cara menghentin kaki ke tanah sehingga keluarlah air. Nabi Ayub 'alaihissalam pun kembali sehat. Allah juga mengumpulkan Nabi Ayub 'alahissalam dengan anak dan istrinya, bahkan Allah melipatgandakan jumlah anaknya. Harta yang dulu lenyap pun kembali melimpah.
Dari kisah Nabi Ayub 'alaihissalam itu kita bisa belajar untuk tetap rendah hati dan merasa cukup meski memiliki harta yang melimpah. Pun tetap yakin kepada Allah, beriman kepada-Nya meskipun berbagai ujian menimpa kita. Dan jangan lupa bersabar dan bersyukur bahwa nikmat Allah itu begitu banyak dibanding ujian yang Allah beri kepada kita. Pun kesabaran itu akan dibalas Allah dengan nikmat yang berlipat.
No comments: