Menggali Ide dari Kehidupan Sehari-hari
Ahad kemarin aku sempat mengisi acara di MQFM Jogja untuk mewakili FLP Yogyakarta. Nah, sekarang aku mau membagikan materi yang kemarin aku sampaikan di acara tersebut. Semoga bermanfaat.
Bismillahirrahmannirrahim…
Dalam membuat
sebuah tulisan, tidak jarang kita merasa kehabisan ide. Tidak tahu harus
menulis apa. Serasa idenya sudah buntu. Padahal, kalau kita bisa menggali lebih
dalam lagi, ternyata ide itu bisa muncul dari kehidupan sehari-hari kita.
Kebanyakan tulisan yang saya buat pun sebagian besar muncul dari kejadian di
kehidupan sehari-hari.
Bagaimana menggali ide dari kehidupan sehari-hari harus dimulai dari mana?
Menggali ide tentu dimulai dari diri sendiri, dengan menggunakan indera
kita. Pertama, mata atau penglihatan, untuk melihat setiap peristiwa atau
sesuatu yang menarik. Kedua, telinga atau pendengaran, untuk mendengarkan lawan
bicara kita hingga kita dapat menangkap sesuatu. Ketiga, kulit, untuk merasakan
setiap udara yang menerpa kulit, rintik hujan yang turun. Keempat, hidung,
untuk membaui setiap aroma hujan, aroma tanah selepas hujan, aroma masakan, dan
sebagainya. Kelima, lidah, untuk merasakan setiap makanan yang masuk ke mulut kita.
Selain dapat memunculkan ide tulisan, peka terhadap indera yang dimiliki juga memudahkan kita untuk mendeskripsikan sesuatu. Terutama jika kita sedang menulis cerita fiksi.
Bagaimana mengembangkan ide-ide tersebut?
Berikut beberapa
tips yang sering saya gunakan dalam mencari ide tulisan:
1. Cari kejadian/hal/sesuatu yang menarik di hari itu
Setiap hari, kita tentu mengalami pengalaman
yang berbeda. Tentunya, ada kejadian, sesuatu, atau hal-hal menarik dari
pengalaman yang kita alami tersebut. Entah yang menyedihkan, menggelitik, atau
menyenangkan. Jika kita jeli, tentu kejadian, sesuatu, atau hal-hal menarik
tersebut dapat kita jadikan sebagai tulisannya. Pun hikmah apa sih yang mungkin
bisa kita ambil pelajarannya sehingga pembaca juga bisa merasakannya.
Lalu bagaimana cara melakukan ini? Pertama,
kita ingat-ingat dulu dalam satu hari, dari pagi sampai malam ada kejadian apa
saja? Ada kejadian menarik kah? Atau sesuatu yang menarik kah? Setelah
menemukan itu, lalu hikmah apa sih yang bisa dipetik?
2. Percakapan dengan orang lain
Berbincang atau mengobrol dengan orang lain
ternyata dapat memunculkan ide dalam menulis. Entah kisah hidupnya yang bisa
kita ceritakan kembali dengan bahasa kita. Atau perkataannya yang mungkin
mengingatkan kita akan sesuatu hal.
3.
Alam semesta
Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan
begitu indah. Segala ciptaannya dapat menjadi sumber ide tulisan. Seperti
ketika kita ke pantai, lalu kita melihat air, ombak, sepoi angin, dan kapal
nelayan. Dari situ kita dapat membuat, misalnya puisi tentang pantai. Atau
membuat cerita pendek berlatar pantai. Atau bisa juga ada hal yang bisa kita
berefleksi ketika ke pantai. Seperti merasa bersyukur dengan segala yang Allah
ciptakan atau merasa langit itu begitu lapang, seharusnya hati kita pun begitu.
Dengan demikian, ada hikmah yang dapat kita sampaikan ke pembaca.
4. Buku
Ketika membaca buku, seringkali kita bisa
terinpirasi dari buku yang kita baca. Seringkali juga terbesit ide untuk menuliskan
hal serupa. Tentu dengan tokoh yang kita buat sendiri. Selain memunculkan ide,
membaca buku juga dapat menambah kosakata yang kita miliki.
Apa yang membuat ide-ide tersebut muncul?
Menurut saya ada beberapa hal yang membuat
ide-ide tersebut biasanya muncul:
1.
Karena kegelisahan yang kita alami
2.
Ada peristiwa yang mengubah hidup kita
3.
Karena ada hikmah yang bisa kita petik dan ingin disampaikan ke pembaca
Bagaimana bisa mengaplikasikan ide-ide tersebut?
Setelah menemukan ide, langkah selanjutnya
tentu menuliskannya. Maka, setelah ide itu datang, segeralah tuliskan. Kalau
belum sempat, tuliskan di kertas atau ketikkan di ponsel kita.
1.
Dari kejadian/hal/sesuatu yang menarik di hari itu
Sebenarnya yang ini cukup mudah karena setiap
harinya kita tentu mengalami pengalaman atau menemukan hal yang berbeda.
Tinggal kitanya mampu atau tidak untuk melihatnya dengan sudut pandang lain.
Seperti tulisan saya yang berjudul “Memaknai
Rezeki Part 2”.
Tulisan ini membahas mengenai dua peristiwa berkaitan dengan rezeki yang saya
alami dalam satu hari. Peristiwa pertama terjadi pada pagi hari. Waktu itu ada
flashsale yang diadakan sebuah penerbit buku. Singkat cerita, setelah saya
berhasil memesan buku itu, siangnya saya mendapat kabar kalua pemesanan saya
dan beberapa orang yang belum bayar dibatalkan karena kuota buku terbatas
sementara yang memesan banyak banget. Lalu peristiwa kedua, ketika sore harinya
saya ingin membeli sayur, saya berjalan ke beberapa tempat tetapi tutup.
Kalaupun ada, sayurannya kurang segar. Sampai akhirnya saya berjalan di jalan
setapak yang sebelumnya kutebak tutup, eh qadarullah ternyata buka dan ada sayuran
yang saya cari. Dari kedua peristiwa itu, aku mengambil hikmah bahwa kalua
sesuatu hal memang sudah menjadi rezeki kita, tentu akan Allah mudahkan dan
dekatkan. Ternyata kalau sudah rezekinya, pasti tidak akan ke mana-mana. Jika
bukan dari tempat A, mungkin dari tempat B, C, atau Z. Jika bukan hari ini,
mungkin besok, atau besoknya lagi. Hal yang terpenting adalah usaha kita.
2.
Percakapan dengan orang lain
Tahun 2016 lalu saya pernah menulis novel yang
sayangnya belum pernah diterbitkan. Ide novel itu berawal dari ketidaksengajaan.
Waktu itu, aku menemani teman kuliahku untuk mewawancarai teman kami yang lain
tentang tawuran yang dilakukan semasa SMA. Ketika mendengarkan itu, kurasa
kisah tawurannya tersebut begitu bagus jika dijadikan novel. Sayangnya, mungkin
saya belum bisa memindahkannya dalam cerita fiksi dengan baik.
No comments: