Pandemik Kapan Usai: Rasa Takut yang Mendominasi Kebosanan
Dua bulan setelah pandemik mewabah, rasanya begitu aman ketika #dirumahaja. Namun, ketika mendapat kabar terbaru tentang pandemik ini, baik di media sosial, portal berita, atau aplikasi messenger, rasa aman itu seketika memudar dan berganti dengan kekhawatiran. Apalagi di bulan Mei ini. Jumlah kasus yang positif terus bertambah. Bukan hanya dari orang biasa, tetapi juga dari tenaga medis. Orang-orang masih suka berkerumun di area publik, seperti di Bandara Soekarno Hatta atau McD Sarinah yang waktu itu sempat ramai diperbincangkan. Bahkan ada juga yang tidak mengenakan masker.
Bukan hanya itu, semenjak beberapa swalayan atau supermarket yang awalnya tutup terus pertengahan bulan ini kembali dibuka, membuat orang-orang lupa bahwa pandemik belum usai. Ditambah lagi momentum Idul Fitri yang masih identik dengan "serba baru", membuat orang-orang rela berdesakan untuk membeli baju baru. Hal ini tentu berdampak pada peningkatan kasus Covid-19, yang paling mengejutkan penambahan kasus positif tanggal 21 kemarin yang hampir mencapai 1.000. Membaca berita itu rasanya begitu sedih dan semakin takut.
Seringkali rasa bosan dan jenuh karena dua bulan #dirumahaja itu pernah melanda. Namun, rasa takutku akan terkena Covid-19 jauh lebih mendominasi kebosananku, apalagi jika ingat kalau sekarang memiliki Umar yang masih bayi. Ingin mengajaknya bepergian keluar, bahkan mudik, tentu rasa dipikir berkali-kali karena aku begitu takut jika Umar tertular. Apalagi setelah menonton Instagram Live @ayahbunda_ bersama dr. Aman (Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia), ternyata kasus Covid-19 pada anak (bayi-18 tahun) di Indonesia terbilang cukup tinggi di Asia. Penyebabnya tentu karena tertular orang tuanya. Maka, di acara tersebut dr. Aman sangat menganjurkan—bahkan mengharuskan—orang tua untuk tidak mengajak anak keluar rumah jika tujuannya bukan untuk imunisasi atau sakit. Pun jika orang tua masih sering keluar karena ada urusan, perhatikan protokol kesehatannya.
Semoga kita tidak bosan untuk #dirumahaja selama pandemik ini usai. Semoga kita bisa disiplin melakukannya. Semoga diamnya kita di rumah dapat menjadi amal saleh kita. Seperti kata Aa Gym, "Karena bagi kita, khususnya umat Islam, berdiam diri di rumah,menjauhi kemudaratan adalah amal saleh dan perintah, bukan semata-mata PSBB."
Dan semoga Allah lekas mengangkat pandemik ini.
No comments: