Pentingnya Mengajarkan Tauhid kepada Anak Sejak Dini
Sebagai orang tua, tentu kita mendambakan anak yang shalih dan shalihah. Jika demikian, kita pun seharusnya tahu apa yang pertama kali akan diajarkan kepada anak. Ya, tauhid! Ketika kita akan membangun rumah, tentu kita harus membangun pondasinya terlebih dulu. Begitupun dalam mendidik anak, kita harus membangun pondasinya terlebih dulu, yaitu tauhid.
Dalam kuliah WhatsApp @healthcarepedia.id tentang tauhid Ahad kemarin, mbak Arnida selaku pemateri mengatakan bahwa ibu memegang peran yang penting dalam mengajarkan tauhid kepada anak. Sebab, seperti yang kita tahu, ibu adalah madrasatul 'ula atau madrasah pertama anak-anak kita. Pun ibulah yang paling banyak waktunya bersama anak.
Sebelum mengetahui lebih mendalam tentang tauhid, mari kita pahami dulu makna dari tauhid itu sendiri. Dari segi bahasa, tauhid bermakna menjadikan sesuatu satu saja. Sementara secara syar'i, tauhid bermakna menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya. Ada tiga alasan kita harus mengajarkan tauhid kepada anak-anak, terutama sejak dini. Pertama, menyadari bahwa mempelajari tauhid merupakan kewajiban setiap muslim karena memang tujuan diciptakannya manusia dan jin untuk bertauhid kepada Allah.
Kedua, meyakini bahwa orang yang bertauhid akan dimasukkan ke dalam surga oleh Allah. Sebagaimana dalam hadist Bukhari dan Muslim, "Dari Ubadah bin Ash Shaamit radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah bersabda, “Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, demikian pula bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, dan dengan tiupan ruh dari-Nya, dan bersaksi bahwa surga adalah benar dan neraka adalah benar, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga bagaimana pun amal yang dikerjakannya.” Ketiga, meyakini bahwa inti dakwah para rasul adalah tauhid meskipun dalam syariatnya berbeda-beda.
Setelah mengetahui tentang tauhid, kita juga perlu memahami tentang syirik yang merupakan kebalikan dari tauhid. Syirik ini merupakan sesuatu yang dimurkai Allah, bahkan bisa menjadi pembatal amal yang telah kita lakukan. Betapa pentingnya mengetahui dosa akibat syirik yang dilakukan oleh manusia, nasihat pertama yang disampaikan oleh Luqman Al-Hakim kepada anaknya adalah jangan mempersekutukan Allah (syirik). Bahkan Nabi Ibrahim 'alaihissalam begitu khawatir jika dirinya dan keluarganya terjerumus dalam kesyirikan. Maka, kita yang bukan nabi, seharusnya jauh lebih khawatir.
Rasa khawatir tersebut tentunya harus dibarengi dengan solusi untuk terhindar dari kesyirikan. Salah satunya adalah belajar tauhid. Apalagi ketika kita sudah memiliki anak, perlu kita ajarkan tauhid sejak dia kecil. Namun, untuk mengajarkan tauhid kepada anak, kita perlu mengilmui tauhid terlebih dulu. Caranya dengan memohon kepada Allah agar dapat istikamah dalam tauhid yang lurus, datang atau menonton kajian atau membaca buku tentang tauhid, serta mencari teman dan lingkungan baik.
Mbak Arnida juga menyampaikan bahwa mengajarkan tauhid kepada anak bukanlah hal instan, tetapi dilakukan sejak dini. Bahkan dimulai sejak ketika memilih laki-laki yang shalih untuk menjadi suami kita. Selain itu, kita juga berdoa agar dikaruniai anak yang shalih atau shalihah, terutama ketika kita sedang hamil. Salah satu doa yang dipanjatkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam adalah Ø£ُعِيذُÙƒَ بِÙƒَÙ„ِÙ…َاتِ اللَّÙ‡ِ التَّامَّØ©ِ، Ù…ِÙ†ْ ÙƒُÙ„ِّ Ø´َÙŠْØ·َانٍ ÙˆَÙ‡َامَّØ©ٍ، ÙˆَÙ…ِÙ†ْ ÙƒُÙ„ِّ عَÙŠْÙ†ٍ Ù„َامَّØ©ٍ (Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna, dari semua setan, binatang pengganggu, dan dari pandangan mata yang buruk), membacakan buku yang bermanfaat, menjawab dengan ilmu yang shahih ketika anak bertanya, serta jauhkan dari teman, lingkungan, dan tontonan yang buruk.
Semoga kita dan anak2 yang kita lahirkan senantiada dilindungi Allah dari segala perbuatan syirik yang membinasakan
ReplyDelete