Menyiapkan Bumbu Bersama Umar
Semenjak menjadi ibu, hal yang cukup terasa adalah agak sulitnya waktu untuk memasak. Seringkali harus menunggu Umar tidur atau sedang bersama Abatinya. Namun, jika Umar terbangun dan tidak ada siapapun yang menjaga, memasak sembari menggendong Umar menjadi satu-satunya jalan. Meski kutahu itu cukup berbahaya.
Seiring bertambah usia dan berat badannya Umar, memasak sembari menggendongnya terasa semakin melelahkan. Apalagi ketika Umar sudah bisa berjalan, seringkali dia meronta untuk diturunkan ke lantai. Sayangnya, saat itu kondisi dapur kontrakan tidak cukup ramah bayi sehingga aku memilih untuk merasakan pegal sejenak, dibanding membiarkan Umar di lantai.
Alhamdulillah, akhir Agustus lalu dapur kontrakan kami sudah dikeramik dan ditata dengan lebih baik. Aku pun lebih mempunyai banyak waktu untuk memasak. Bahkan, seringkali Umar ikut menyiapkan bahan masakan dan sangat penasaran ketika api kompor sudah menyala.
Salah satunya yaitu membantu Bundanya menyiapkan bumbu untuk membuat bakwan. Pada awalnya kuulek beberapa siung bawang putih hingga agak halus. Ketika aku ingin mengambil ketumbar, tiba-tiba Umar mulai mengambil alih posisiku. Dia mulai mengulek sisa bawang putih yang masih belum terulek sempurna. Wajahnya begitu serius ketika mengulek bawang putih. Dari situ aku merasa takjub karena mengulek bukanlah sesuatu yang kuajarkan sebelumnya, tetapi dia sudah mulai paham apa fungsi ulekan dan bagaimana cara menggunakannya.
Sejak saat itu, Umar semakin sering membantuku mengulek. Bahkan, terlalu inisiatif sehingga beberapa kali bawang putih dan bawang merahnya belum kukupas, tetapi dia sudah mulai menguleknya sampai akhirnya bawang putih itu pun terlepas dari kulitnya. Masya Allah, tabarakallah ya bunayya.
No comments: