Suka Duka Peran Ibu
Sebelum menikah hingga Umar terlahir ke dunia ini, melihat bayi, balita, atau anak-anak rasanya begitu menggemaskan. Serasa seperti ingin segera memilikinya sendiri. Namun, setelah merasakannya sendiri, menjadi ibu ternyata sangatlah tidak mudah.
Banyak stresor yang harus dihadapi. Baik dari diri kita sendiri, maupun dari orang lain. Mulai dari luka operasi yang belum kering hingga penilaian dari orang lain. Banyak juga yang harus kita perhatikan dari anak kita. Mulai dari perkembangan hingga berat badan dan kesehatan. Apalagi saat masa pandemi seperti ini. Menjaga anak kita dari orang lain seperti sebuah keharusan. Meski terkadang orang lain melihat kita begitu protektif.
Pun ternyata banyak yang (katanya) dibutuhkan dari anak kita. Mulai dari popok hingga balance bike, pickler, dan kawan-kawannya. Bagiku yang sering merasa insecure dan inferior, hal ini jelas menggoyahkan pertahananku. Apalagi mengingat tidak semua hal tersebut belum dapat aku dan Abatinya Umar penuhi.
Jika kita belum pernah menjadi orang tua, hal-hal tersebut terasa begitu sepele dan bisa dianggap angin lalu. Namun, jika sudah menjadi orang tua, anak buang air besar lebih dari 3 kali saja sudah khawatir. Anak tidak mau makan rasanya membuat kita ikut-ikutan tidak nafsu makan. Berat badan anak kurang 100 gram saja rasanya sudah pusing tujuh keliling. Pokoknya, apa yang terjadi pada anak, bisa membuat kita stres. Apalagi bagi ibu rumah tangga yang hampir setiap hari melakukan hal yang sama.
Mengingat hal tersebut, di bulan ini, @mommischology mengusung tema "Surviving Motherhood", yang juga menjadi tagline kami. Ketika aku menulis Khazanah tentang itu, rasanya seperti diingatkan kembali bahwa peran ibu memanglah mulia karena tugasnya yang memang cukup besar. Namun, betapa Mahabaik-nya Allah, Allah memberikan kesabaran, kelembutan, dan sifat kasih sayang kepada perempuan.
Selamat hari kesehatan mental dunia untuk Momma dan calon Momma. Semoga kita selalu bahagia dan sehat jiwanya dalam mengurus, mendidik, dan merawat (calon) anak kita. Dan jangan lupa baca Khazanah dan ikuti Arisan Ilmu-nya Mommischology, spesial hari kesehatan mental dunia.
No comments: