Mendengar Kabar Duka, Mengingat Amal yang Belum Seberapa
Semenjak pandemi, kematian itu terasa semakin dekat. Tidak terhitung juga berapa kabar duka yang terdengar setiap harinya. Padahal, sebelumnya kita juga sering mendengarnya. Hanya, orang-orang yang telah meninggal itu bukan orang terdekat kita.
Begitupun sepekan terakhir ini, ketika pandemi belum juga usai, semakin banyak kudengar dan kubaca berita duka. Kalau sebelumnya kebanyakan berita duka datangnya bukan dari inner circle, sepekan terakhir ini justru kebanyakan datangnya dari inner circle-ku. Entah ayahnya, ibunya, kakeknya, neneknya, atau saudara sedarah lainnya. Ketika mendengar atau membaca itu rasanya muncul ketakutan dalam diriku kalau ada inner circle, bahkan aku sendiri yang meninggal. Serasa lupa bahwa kematian memang sesuatu yang pasti dan amatlah dekat.
Ketika mendengar atau membaca berita duka selalu terlintas kembali amal-amal yang tidak seberapa. Apalagi ketika mendengar lagu Doaku-nya Ali Sastra yang di-cover @vocafarabi, membuatku merenung. Apakah aku sudah memanfaatkan setiap waktu dengan baik? Apakah aku sudah memberikan yang terbaik untuk Allah? Apakah semua amal yang kulakukan mampu membawaku ke surganya Allah?
Pertanyaan itu seringkali muncul hingga diri ini tersadar bahwa belum banyak yang kulakukan. Sementara dosa tanpa disadari kian menumpuk. Namun, sebagai manusia, tentu aku berharap segala amal yang kulakukan dapat menjadi bekalku setelah tidak ada lagi di dunia ini. Pun sembari berdoa agar Allah senantiasa memberikan rahmat-Nya untukku, keluarga, dan orang-orang lainnya sehingga kita bisa dipertemukan lagi di surga-Nya.
No comments: