Anak Peniru Ulung Orang Tua
Semakin bertambah bilangan bulan usianya Umar, semakin kusadari bahwa dia sangat meniru apa yang aku atau Abatinya lakukan. Meskipun kami tidak mengajarinya secara langsung. Seperti membuang sampah di tempatnya, menirukan suara, menyapu, mengepel. Ketika Umar pertama kali melakukan itu rasanya begitu takjub dan bertanya-tanya dia mempelajari itu.
Seperti sekitar sepekan lalu, ketika Umar kuajak menjemur pakaian, tiba-tiba saja dia membuang dua pakaian yang tersisa di ember ke lantai. Awalnya aku sempat marah karena pakaiannya jadi kotor. Namun, rasa marah itu seketika sirna ketika melihat Umar membawa ember tersebut ke dalam rumah. Hingga kusadari bahwa dia melakukannya karena pernah atau sering melihatku atau Abatinya melakukan itu. Berawal dari mengamati gerak-gerik kita hingga akhirnya berani melakukannya.
Aku jadi teringat perkataannya Ustadz Herfi bahwa sebelum berusia 7 tahun, anak itu begitu pandai menirukan orang tuanya. Apapun yang dilakukan orang tuanya, diikuti. Tidak tahu apakah yang dilakukannya baik atau tidak. Hal yang dia tahu, semua yang dilakukan orang tuanya baik. Sementara yang tidak dilakukan orang tuanya itu tidak baik. Ternyata memang sangatlah penting mengajarkan kebaikan kepada anak melalui keteladanan. Apalagi untuk anak-anak seusia Umar yang begitu mahir menirukan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama orang tuanya.
No comments: