Kebaikan Ibu yang Tidak Ada Duanya

Semenjak merantau ke Jogja, semakin terasa betapa baiknya dan berkorbannya seorang ibu. Hampir selalu ketika ibu datang ke kosan, pasti barang bawaannya "segambreng". Berbeda denganku yang kalau pulang hanya membawa oleh-oleh sekadarnya. Pun kalau ke kosku, pasti ibu langsung membersihkan kamar kosku dan segala rupanya. Berbeda denganku yang kalau pulang hanya membantu sekadarnya.

Setelah menikah, kukira kebiasaan ibu itu akan berubah. Ternyata sama saja seperti sebelum aku menikah. Bahkan yang dibersihkan jauh lebih banyak dibanding saat di kos dulu. Seringkali baru belasan menit sampai di kontrakan, ibu sudah sigap membersihkan apapun yang terlihat kotor. Lalu belum 24 jam, hampir seisi kontrakan sudah rampung dibersihkan.

Melihat itu rasanya malu sekaligus terharu. Malu karena selama ini seperti banyak waktu yang tidak kumanfaatkan untuk membersihkan rumah dengan lebih baik. Pun terharu karena ibu begitu ringan tangan membantu anaknya, meskipun kini aku telah berkeluarga. Aku jadi merasakan betapa besarnya kasih sayang seorang ibu kepada anak. Kasih sayang yang tidak pernah berubah. Sekalipun sang anak sudah menikah dan punya anak.