Ketakutan dan Kekhawatiran Ketika Awal-awal Menjadi Ibu
Dulu, awal-awal menjadi ibu baru, rasanya banyak ketakutan dan kekhawatiran yang berkecamuk. Apakah aku bisa menyusui Umar hingga masa menyapih tiba? Bagaimana caranya memandikan Umar? Apakah perkembangan motoriknya Umar sesuai milestone-nya? Bagaimana jika aku mengalami kesulitan ketika Umar memasuki masa MP-ASI?
Bahkan aku sempat takut dan deg-degan ketika ada tamu datang. Apakah Umar bisa kutangani dengan baik, ataukah dia akan rewel? Serta ketakutan dan kekhawatiran lainnya yang tidak bisa dijabarkan. Meski banyak kebahagiaan yang kurasakan, ketakutan dan kekhawatiran itu kerap kali datang.
Lalu, ketika terbuka halaman 9-10 buku Sayang Karena Allah ini, aku sadar bahwa ternyata Umar sudah melewati berbagai tahap perkembangan motorik (kasar). Tengkurap, merangkak, duduk, berdiri. Tanpa kusadari satu per satu ketakutan yang berkecamuk dulu sudah bisa kulewati seiring bertambah bilangan usianya Umar.
Seringkali kita sibuk larut dalam ketakutan dan kekhawatiran yang dibuat sendiri. Seperti halnya ketakutan dan kekhawatiran yang kurasakan dulu ketika awal-awal menjadi ibu. Sekarang, setelah menjalaninya, ternyata hal-hal yang kita takutkan tidak semenakutkan itu. Namun, sebenarnya rasa takut dan khawatir itu juga diperlukan agar kita terus mempersiapkan diri. Caranya dengan terus belajar dan berdoa agar dimudahkan dalam mengurus anak. Aku pun merasa bersyukur bisa dimudahkan Allah untuk melewati hal-hal yang kutakutkan itu. Meski nantinya, akan ada ketakutan dan kekhawatiran lainnya yang akan aku rasakan.
No comments: