Luka Pengasuhan, Luka yang Harus Disembuhkan
Dulu, sewaktu kuliah S1, kutahu bahwa apa yang kita alami pada masa lampau, terutama masa kecil amatlah berpengaruh terhadap kondisi kita saat ini. Hanya sebatas itu. Hingga akhirnya aku memiliki anak dan membuat Mommishology bersama teman-teman yang lain.
Ternyata apa yang kita alami saat masa kecil, bukan hanya berperanguh terhadap kita saat ini, tetapi juga terhadap anak kita. Seperti lingkaran setan, jika kita tidak menyadari hal itu, maka akan terus turun-temurun ke generasi selanjutnya. Dari pembicara-pembicara di Mommischology, seperti mba Diah dan bu Elly, aku baru tahu bahwa hal itu disebut dengan luka pengasuhan.
Pada dasarnya luka pengasuhan tidak hanya didapat dari perlakuan buruk dari orang tua, tetapi juga dari keluarga dekatnya lainnya sewaktu kita kecil. Perlakuan itu ternyata terekam dalam diri kita yang masih kecil. Kenapa? Karena biasanya kenangan (paling) manis dan (paling) buruk lah yang terekam dalam memori alam bawah sadar.
Hingga tanpa sadar ketika telah tumbuh dewasa, kita bisa memperlakukan orang tua atau keluarga dekatnya persis seperti yang pernah mereka lakukan saat kita masih kecil. Bahkan hal itu bisa memengaruhi cara kita berinteraksi dengan pasangan. Pun cara pengasuhan yang kita lakukan kepada anak. Bisa sama persis seperti yang pernah kita dapatkan saat masih kecil.
Lalu bagaimana cara mengatasinya? Pertama, kenali dulu dirimu. Kedua, jika merasa ada yang tidak beres dan memengaruhi produktivitas plus hubungan dengan orang lain, maka perlu sekali untuk ke psikolog atau psikiater. Ketiga, kalau belum menikah, sampaikan kepada calon pasangan bahwa kita memiliki luka pengasuhan yang harus disembuhkan. Keempat, jika sudah menikah, segeralah sampaikan kepada suami supaya bisa mendapat dukungan agar sembuh dari luka pengasuhan. Semoga bagi yang sedang mengalami luka pengasuhan, segera mendapatkan jalan keluar agar luka pengasuhan itu bisa terbasuh dan disembuhkan.
No comments: