Tujuh Pesan Luqman kepada Anaknya
Salah satu contoh dialog ayah dengan anak dalam Alquran yaitu dialog Luqman dengan anaknya. Setidaknya ada tujuh pesan yang disampaikan Luqman kepada anaknya, di antaranya adalah:
1. Tidak mempersekutukan Allah
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Q.S. Luqman ayat 13)Dalam surat Luqman ayat 13 menceritakan tentang nasihat pertama yang diberikan Luqman kepada anaknya yaitu agar sang anak tidak mempersekutukan Allah atau tentang tauhid . Mengapa diberikan paling pertama? Sebab, tauhid dan keimanan merupakan hal pokok dalam Islam. Maka, anak diajarkan bahwa tidak ada yang patut disembah selain Allah. Allah itu esa, tidak beranak maupun diperanakkan. Caranya dengan terus membicarakan tentang tauhid, tentang keesaan Allah kepada anak-anak kita. Sebab, awal-awal kehidupannya seorang anak itu belajarnya dengan telinga. Untuk itu, kita harus mengisinya dengan suara-suara dan ajaran yang baik. Sebelum nantinya ketika pandangannya sudah terang, dia belajar melalui matanya atau apa yang dilihat.
2. Berbuat baik kepada orang tua
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. Luqman ayat 14-15)
Nasihat kedua yang diberikan Luqman kepada anaknya yaitu berbuat baik kepada orang tua. Mengapa demikian? Karena orang tualah yang membesarkan anaknya dengan susah payah, tetapi tetap dengan cinta dan kasih sayang. Dalam ayat 14 juga dijelaskan bahwa ketika seorang ibu sedang mengandung sang anak itu dalam keadaan yang lemah. Mulai dari rasa mulas hingga pingga yang terasa encok. Kelemahan itu semakin terasa seiring dengan bertambahnya usia kandungan. Lalu, ketika masa persalinan, seorang ibu akan mengalami rasanya jihad. Karena saat itu dirinya sedang mempertaruhkan hidup-matinya agar sang anak dapat terlahir ke dunia.
Belum cukup sampai di situ, lahirnya sang anak menjadi pertanda bahwa seorang ibu akan memasuki masa menyusui. Sebuah masa yang terlihat mudah, tetapi ternyata begitu sulit. Apalagi jika banyak tekanan dari orang terdekat. Padahal banyak sekali manfaat dari ASI, baik bagi bayi, maupun bagi sang ibu. Pun saat menyusui, ibu tidak hanya mentransfer ASI, tetapi juga mentransfer kebaikan. Maka, pada masa ini, seorang ibu haruslah mendapat dukungan dari berbagai pihak, terutama dari suami dan orang terdekat lainnya. Hingga nantinya bisa menyusui hingga dua tahun atau ketika masa menyapih tiba.
Setelah mengetahui itu, seorang anak haruslah berbuat baik kepada orang tuanya. Caranya dengan melakukan perintah-perintah dan keinginannya. Selama hal tersebut tidak menyimpang dari syariat Islam.
3. Muraqabatullah
(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Luqman ayat 16)Dalam ayat 16 ini Luqman memberikan nasihat kepada anaknya bahwa sekecil apapun perbuatan kita, sekalipun seberat biji sawi Allah akan melihatnya. Jika Allah melihatnya, maka Allah akan mendatangkan balasan. Selain itu, orang tua juga belajar untuk tidak menjadi "Tuhan"-nya anak yang suka membalas amal. Seperti membelikan sepeda ketika bisa menghafalkan juz 30. Pada dasarnya kita boleh melakukan itu dengan catatan memberikan penjelasan kepada anak bahwa apa yang kita berikan tidak apa-apanya dengan yang nanti akan Allah berikan.
4. Mendirikan salat
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Q.S. Luqman ayat 17)
Dalam ayat ini, Luqman memberikan nasihat kepadanya untuk mendirikan salat dengan sebaik-baiknya, sehingga diridai Allah. Sebab, jika diridai Allah, maka perbuatan keji dan perbuatan mungkar dapat dicegah, jiwa menjadi bersih, tidak ada kekhawatiran dalam diri kita, dan merasa dirinya semakin dekat dengan Allah ketika sedang ditimpa cobaan. Namun, yang perlu diajarkan kepada anak, bukan hanya gerakan dan bacaan salat, tetapi juga konsekuensinya. Konsekuensinya yaitu khusyuknya terbawa sampai ke luar salat hingga salat berikutnya dan tercegah dari perbuatan keji.
5. Berbuat baik dan mencegah perbuatan buruk
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Q.S. Luqman ayat 17)
Dalam ayat 17 tersebut disampaikan bahwa salah satu ciri kita sudah mendirikan salat dengan sebaik-baiknya yaitu tercegahnya kita melakukan perbuatan buruk. Maka, dalam ayat ini Luqman memberikan nasihat kepada anaknya untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan buruk. Maksudnya, seorang anak berusaha mengajak manusia mengerjakan perbuatan-perbuatan baik yang diridai Allah, berusaha membersihkan jiwa, serta mencegah mereka agar tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa.
6. Sabar
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Q.S. Luqman ayat 17)
Ciri lainnya kita telah mendirikan salat dengan sebaik-baiknya yaitu bersabar. Mengapa demikian? Sebab, kita dapat meminta pertolongan Allah dengan salat dan sabar. Pun kalau kata Ustadz Salim A. Fillah, kurikulum salat itu sampai pada tingkat sabar terhadap apa yang sedang kita alami. Maka, selalulah bersabar dan tabah terhadap segala macam cobaan yang menimpa, akibat dari mengajak manusia berbuat baik dan meninggalkan perbuatan yang mungkar, baik cobaan itu dalam bentuk kesenangan dan kemegahan, maupun dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan.
7. Tidak sombong
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Q.S. Luqman ayat 18-19)
Pada ayat 18-19 ini, Luqman memberikan nasihat kepada anaknya untuk tidak sombong atas harta, pangkat, dan prestasi yang dimiliki. Sebab, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. Maka, kita harus rendah hati ketika berjalan dan merendahkan suara.
No comments: