Bagaimana Mengenal Allah?
Dalam Islam, ada istilah ma'rifatullah. Secara bahasa, ma'rifatullah berasal dari kata ma'rifat yang artinya mengenal. Sementara menurut Imam Ibnu Qoyyim, ma'rifat adalah pengenalan yang menimbulkan perasaan malu, kecintaan, ketertarikan hati, kerinduan, taubat, kedekatan, dan berharap. Jadi, ma'rifatullah adalah pengenalan tentang Allah yang membuat kita merasa cinta, rindu, ingin selalu dekat, dan berharap kepada-Nya.
Mengapa kita perlu mengenal Allah? Sebab, Allah lah yang menciptakan seluruh alam semesta beserta isinya, termasuk diri kita. Ibarat kita ingin "numpang" hidup di rumah orang lain, kita pun harus tahu siapa pemilik rumah tersebut. Begitupun ketika tinggal di bumi ini, kita pun harus tahu siapa pemilik bumi ini. Dengan begitu, ketika ada masalah dengan diri kita atau tempat yang ditinggali, kita tahu harus mengeluhkannya kepada siapa.
Mengenai ma'rifatullah tersebut, aku teringat ketika setiap kali membacakan flashcard 29 Kartu Pertanyaan Tauhid Pertamaku, ada sebuah pertanyaan, "bagaimana kamu mengenal Allah?" Ternyata jawabannya begitu "sederhana" yaitu melalui ayat-ayat Allah (ayatul qauliyah) dan alam semesta (ayatul kauniyah). Mengapa hanya melalui dua hal tersebut? Sebab, dalam Alquran banyak sekali ayat yang menceritakan tentang kekuasaan dan segala ke-maha-annya Allah.
Sementara, melalui alam semesta, tentu kita bisa melihat secara langsung bagaimana segala makhluk dan hal yang Allah ciptakan. Langit yang begitu luas, berbagai jenis tanaman dengan rupa yang begitu variatif, hujan yang tiba-tiba deras padahal sebelumnya matahari masih terasa terik. Serta diri kita yang tadinya hanya segumpal darah lalu menjadi janin, lalu menjadi bayi hingga kini kita telah dewasa.
Lalu, dengan kekuasaan-Nya, segala yang ada sekarang, bisa lenyap suatu hari nanti bahkan bisa saat ini juga. Termasuk diri kita yang hanya menumpang hidup di buminya Allah, suatu saat nanti pasti akan kembali kepada-Nya. Betapa kerennya Allah menciptakan itu semua, sesuatu yang tidak mungkin bisa kita ciptakan, sekalipun kita adalah orang tercerdas di dunia. Sebab, kemampuan dan pengetahuan kita terbatas, sementara Allah adalah Al-Alim yang pengetahuannya tak terbatas. Ketika kita mengetahui itu, kenapa kita harus menyombongkan diri di hadapan manusia dan Allah?
Dalam Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah, ada beberapa hal yang menjadi penghalang seorang untuk mengenal Allah, salah satunya yaitu sombong. Merasa dirinya lebih hebat dari orang lain, merasa apa yang dia dapatkan adalah karena kerja kerasnya semata. Padahal, banyak sekali manfaat dari mengenal Allah, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan yang dampaknya terasa bagi hidup kita. Seperti merasakan kemerdekaan sebenarnya karena hanya takut dan berharap kepada Allah, mendapatkan keberkahan dan ketenteraman. Serta akan mendapatkan surga ketika kita telah tiada.
No comments: