Menstruasi Pertamaku: Sebuah Refleksi tentang Baligh dan Amanah

Saturday, January 04, 2025

 

Bicara tentang usia sepuluh tahun, memori yang paling kuingat adalah menarche—menstruasi pertama. Ingat sekali waktu itu, aku baru saja pulang dari kegiatan Pramuka di sekolah. Perutku terasa aneh, agak sakit, tapi aku tidak berpikir terlalu jauh. Begitu sampai di rumah, aku menemukan bercak darah di rokku.

Aku kaget dan bingung, lalu memberanikan diri bertanya pada ibu. “Itu darah menstruasi,” jawabnya singkat. Namun, setelah itu, tidak ada penjelasan lebih lanjut. Tidak ada yang menjelaskan apa artinya menstruasi, selain bahwa itu adalah bagian dari pertumbuhan seorang perempuan.

Kini, setelah menjadi seorang ibu dan belajar tentang tarbiyah jinsiyah—pendidikan seks dalam Islam—aku baru menyadari betapa pentingnya mempersiapkan anak untuk memasuki fase aqil baligh. Karena, ternyata setelah seorang anak memasuki fase ini, ia mulai memikul tanggung jawabnya sendiri. Amal perbuatannya sudah mulai dicatat sebagai pahala atau dosa.

Pengalaman masa kecilku yang minim persiapan membuatku ingin memastikan anakku, Umar, lebih siap menghadapi fase ini. Aku mulai mengenalkan padanya tentang aurat, gender, dan pentingnya menjaga diri. Aku biasakan Umar memakai celana panjang, bahkan sejak ia masih kecil, agar ia terbiasa menutup auratnya.

Namun, semakin bertambah usianya, aku merasa semakin deg-degan. Tanda-tanda baligh mungkin belum muncul, tapi aku sadar bahwa tanggung jawabku sebagai orang tua semakin besar. Aku tidak ingin Umar merasa bingung atau tidak siap seperti aku dulu. Aku ingin dia tahu, bahwa baligh bukan sekadar perubahan fisik, melainkan awal dari perjalanan menjadi seorang mukmin yang bertanggung jawab di hadapan Allah.

Refleksi ini mengingatkanku, bahwa sebagai orang tua, tugas kita bukan hanya mendampingi anak secara fisik, tetapi juga mempersiapkan mereka secara spiritual dan mental. Semoga kita bisa menjadi pembimbing terbaik bagi anak-anak kita dalam memasuki fase aqil baligh mereka, dengan penuh pemahaman dan cinta kepada Allah.

No comments:

Powered by Blogger.